Chereads / Super Planet System Behind The Moon (Versi Bahasa) / Chapter 4 - Sebuah Tanda dan Simbol

Chapter 4 - Sebuah Tanda dan Simbol

"Kau harus mencari mereka, Lucas … tidakkah kau lihat? Dunia ini sudah semakin berantakan, mungkin saja salah satu dari mereka jatuh ke tangan yang salah!" ucap Kakek kepada Lucas yang kini menatap kepadanya dengan sangat lekat, "Jangan biarkan mereka menjadi seseorang yang merusak bumi, Lucas … kau harus mencari mereka dan menyadarkan mereka, bawa mereka bersamamu" jelas kakeknya. Lucas menghela napasnya dan termenung untuk beberapa saat.

Jangan biarkan mereka jatuh ke tangan yang salah dan menjadi seorang perusak, Karena kalian datang untuk menyelamatkan bumi dan aku yakin dengan hal itu!" ucap Kakeknya. Mendengar ucapan itu, membuat Lucas kembali menatap Kakeknya dan kemudian Lucas pun mengangguk mengiyakan ucapan sang kakek.

Lucas melirik langit malam yang kini memperlihatkan ribuan bintang yang indah, dan di balik keindahan langit yang dilihat oleh Lucas, dirinya tahu bahwa yang diucapkan oleh sang kakek adalah benar, dunia yang mereka tempati ini sudah kacau, dan akan menjadi semakin kacau jika salah satu dari mereka di jadikan alat. Lucas juga menyadari bahwa ia bisa mengumpulkan mereka semua menggunakan teleportasi yang ia miliki dan dengan bersama-sama, mereka akan dapat melindungi bumi.

Hal itu sudah menjadi sebuah tekad yang bulat bagi Lucas yang kini menoleh menatap tanda lahir yang ada di pergelangan tangan kanannya, kemudian dirinya berjongkok untuk mengambil gulungan kertas yang kini menampakkan sebuah simbol yang memang mirip dengan simbolnya namun memiliki sedikit perbedaan yang terlihat jelas di sana.

"Apa mungkin simbol ini adalah petunjuk bagiku dalam menemukan bintang yang lainnya, kakek?" tanya Lucas kepada kakek yang kini menganggukkan kepalanya.

Ia melihat dengan lekat simbol tersebut dan satu detik kemudian Lucas tersadar bahwa kakeknya terus saja terbatuk tanpa henti, yang membuat Lucas merasa khawatir dan segera memberikan air minum kepada kakek.

Perasaan Lucas semakin tidak menentu ketika sang kakek kini terlihat kesulitan untuk bernapas, yang membuat Lucas dengan segera menggendong Kakeknya menuju rumah sakit terdekat menggunakan teleportasi yang baru saja ia ketahui.

Dengan kecepatan kilat ia sudah sampai di depan rumah sakit, dirinya berlari dengan menggendong kakeknya di punggung, dan masuk ke dalam rumah sakit itu, "Tolong! Kakek saya tidak berhenti batuk dan sulit untuk bernafas!" Lucas berteriak dengan panik, para medis yang mendengar teriakannya pun segera datang untuk menangani Marcus dan meminta Lucas untuk tetap menunggu mereka di ruang tunggu.

Waktu terasa berhenti bagi Lucas, ia tidak akan pernah menyadari jika malam itu merupakan hari terakhir dirinya berbincang bersama Kakeknya. Kesedihan yang mendalam pun Lucas rasakan, saat ini dirinya enggan untuk beranjak sedikitpun dari kursi di mana dia selalu berbincang bersama Kakeknya, sebelum mereka pergi tidur. Malam itu, tak ada lagi suara tawa yang gembira, yang ia dengar atau ia lakukan. Hanya sebuah suara angin yang sunyi yang kini menguasai dinginnya rumah kayu yang tua itu.

Syuhhh …

Angin dingin menerpa tubuh Lucas yang kini tengah berjalan keluar dari rumah kayu tersebut, yang tidak ia hiraukan. Ini sudah malam keempat setelah kematian Kakeknya, dan Lucas tidak melakukan apa pun sejak saat itu. Kesedihan yang ia rasakan, membuat dirinya yang sebatang kara itu tidak memiliki lagi tujuan hidup.

Lucas merasa bahwa ia adalah anak yang hilang dan tersesat yang tidak akan pernah mendapatkan dan menemukan jalan, karena kakeknya yang sudah seperti orang tuanya sendiri dan sangat ia sayangi telah tiada.

"Kau harus mencari mereka Lucas" sebuah bisikan terdengar di telinga Lucas, dan hal itu membuat dirinya terkejut bukan main. Dengan spontan Lucas menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari siapa yang baru saja berbisik di telinganya. Namun, Lucas tidak menemukan siapa pun di sana.

Lucas pun sadar dan mengingat bahwa itu adalah permintaan terakhir dari Kakeknya. Lucas kembali masuk ke dalam rumah dan menatap gulungan kertas yang tersimpan di kotak yang berada di atas meja samping kursi goyang Kakeknya. Lucas pun berjalan mendekati kotak tersebut dan mengambil gulungan itu.

Ia kembali melihat dengan seksama Simbol yang ada di dalam gulungan kertas tua yang sudah menguning itu, yang pada akhirnya membuat Lucas pun kembali memiliki tekad untuk mencari dan mengumpulkan kesebelas bintang yang jatuh bersamaan dengan dirinya.

Simbol yang digambarkan oleh kertas tersebut nyaris menyerupai tanda lahir yang dimiliki oleh Lucas, namun Lucas memiliki sebuah simbol dengan bentuk seperti huruf N dengan garis pertama dan garis diagonal yang hampir menyatu serta tidak memiliki sisi yang runcing. Menjadikan simbol itu memiliki lima garis, atau mirip dengan angka dua yang menghadap ke atas.

Sedangkan simbol yang tergambar di dalam kertas itu berbentuk nyaris seperti milik Lucas dengan bentuk yang lebih menyerupai ular cobra dengan garis yang berjumlah enam. Seperti angka lima yang menghadap ke samping kanan namun tidak membulat dan ujungnya berakhir ke bawah.

"Aku haru mencari tahu, simbol apa ini" gumam Lucas kepada dirinya sendiri, ia pun memutuskan untuk mulai mencari, setelah ia mempersiapkan semua benda dan alat yang dibutuhkan olehnya, termasuk baju ganti dan beberapa makanan.

Malam itu ia menyiapkan sebuah tas, yang nantinya akan diisi oleh beberapa potong baju, celana, air mineral, roti gandum dan juga uang yang telah dikumpulkan oleh dirinya dan juga sang kakek, tidak begitu banyak, mungkin hanya sekitar seribu dollar.

Ketika mentari sudah timbul ke atas, Lucas pun segera memakai sepatu usangnya dan mulai meninggalkan rumah. Ia memutuskan untuk pergi ke kota dan mencari tahu simbol yang ia miliki, di internet kota. Tidak lupa ia juga berpamitan kepada beberapa teman dari kakeknya dan mengatakan bahwa ia akan berkeliling untuk menyegarkan dirinya dan menitipkan ladang serta rumah mereka kepada teman dari kakeknya itu.

Meski sebenarnya, Lucas tidak pernah meninggalkan wilayahnya terlalu jauh dan yang paling jauh adalah kota serta puncak Himalaya, namun ia memberanikan diri untuk melakukannya demi bertemu dengan sebelas bintang lainnya.

Lucas berjalan dan terus berjalan menuju kota terdekat dari rumahnya. Langkahnya pun kini memasuki salah satu ruang internet yang selalu di sediakan oleh kota untuk para warganya, dan di salah satu bilik meja komputer yang berjajar di dalam ruangan itu, Lucas pun memilih nomor dua belas dan mulai mencari simbol yang ingin ia ketahui itu.

Bermodalkan pengetahuan dirinya, ia pun mencari dengan kalimat pencarian 'Arti dari huruf N yang memiliki kepala seperti ular', namun yang ia dapati hanya mitologi ular dalam sejarah peradaban dan juga simbolisme ular yang tidak memiliki kemiripan sama sekali dengan apa yang ada di dalam gambar miliknya.