"Om," panggil Luna berhasil membuat Gama tersadar dari lamunannya.
Mata Gama melirik kesal ke arah istrinya. "Sudah enam bulan kita menikah, berhenti panggil saya dengan sebutan itu, Luna." Tekan Gama.
"Luna udah kebiasaan panggil Om Gama dengan sebutan Om. Kalo Om Gama tiba-tiba suruh Luna panggil Mas jadinya lucu tahu, Om."
"Itu lebih baik daripada Om, kamu nggak tahu apa? Setiap kali kita keluar bareng, dan kamu sebut saya om, saya malu."
"Om Gama malu keluar bareng Luna?"
"Ya malu karena kamu panggil saya Om di depan teman-teman saya, depan kolega saya. Saya ini om kamu atau suami kamu, sih?"
"Dua-duanya, suami Luna, om Luna juga."
Gama berdecak, pria itu memilih memejamkan kedua matanya. Ia benar-benar lelah malam ini. Pekerjaan di kantor, masalah dengan koleganya, serta demo pekerja pabrik yang ada di kantor cabang membuatnya banyak pikiran.
"Om Gama kenapa? Mau Luna pijatin?" tanya Luna.
Kembali Gama membuka mata. "Kamu bisa diam? Tidur aja, nggak usah cerewet Luna."