"Sebentar lagi Hanna datang."
"Dia, kita pulang ke rumah, kau belum sehat benar. Lihat keadaanmu! Siapa yang akan membantumu jika kau membutuhkan sesuatu."
"Nanti akan terbiasa, Pak."
"Pulang sama bapak, ya?" Permadi merayu Nadia sampai air matanya menetes.
"Aku ingin belajar mandiri, Pak." Jawaban yang menusuk bagi Permadi. Karena alasan agar mandiri, Nadia mengikuti Rama tinggal di rumah petak, sedangkan Rama justru lebih sering menghabiskan waktu di rumahnya bersama Nabila.
"Kamu masih sakit, pulang sama Bapak, ya? Biar Bapak bisa merawatmu, nanti kalau kau sudah sehat, bapak tidak akan menghalangimu lagi."
Pintu ruang rawat Nadia terbuka, seorang gadis berlari menghampiri Nadia dan memeluknya erat. Gadis itu adalah Hanna sahabat Nadia, yang menjadi teman berkeluh kesah selama ini.
"Maaf, aku belum dapat kontrakan buat kamu, tapi kita bisa tinggal bersama dikontrakanku."
"Kau dengar sendiri, Hanna belum dapat kontrakan buat kamu. Pulang sama bapak, ya?"