Tatapan itu persis yang terjadi sebelumnya. Sebuah harapan yang meminta untuk kembali. Kembali menyatu dan memegang erat hubungan. Akan tetapi, Zhi Yang pasti berkhayal kalau itu tidaklah mungkin terjadi.
Napasnya begitu berat untuk berhenti. Jika berhenti, dia pasti akan sengsara. Keringatnya seolah-olah mengalir dalam darah, tetapi tidak keluar dari pori-pori kulit. Sementara hatinya seakan terpanggil, untuk memanggilnya sang kekasih.
"Aku ingin berada di dekatmu. Kau sudah membuatku menjadi gila. Persis orang gila yang selalu mencari makan dan selimut tebal di musim dingin," ungkap Zhao Yang berkata-kata.
Yang tidak memberi celah Zhi Yang untuk bernapas. Rapi, begitu rapi baju teksedo bangsawannya terurai panjang. Mereka masih saja saling memandang dengan jarak yang sangat dekat.
"Zhi Yang, kau membuatku sesak," keluh Zhi Yang mendorong tubuh Zhao Yang sedikit jauh darinya.
Sehingga, napas Zhi Yang bisa leluasa untuk menghirup udara nyaman.