Chapter 385 - Bab 385

2

Dengan mulut rombengnya yang terkadang

menjengkelkan karena pedasnya ngalahin bon

cabe, laki-laki itu tetap menjadi alasan dibalik

tawa gue. Dia paling bisa bikin gue lupa akan

masalah yang gue hadapi.

Gimana dia menghibur gue saat ibu gue sendiri

membuang gue, sampai di mana saat nenek

meninggal, dia selalu ada buat gue. Salah satu

keberuntungan dari kehidupan sialnya gue.

"Jadi, ikut?" tanyanya lagi, terdengar memaksa

sebenarnya.

Namun sekali lagi, gue tetap menggeleng. "Gue

banyak kerjaan. Kalo nggak inget gue punya

hutang sama lo, gue nggak akan keluar rumah

deh. Ada banyak barang yang mesti gue kemas dan

gue anter ke kantor ekspedisi," jelas gue, yang

disambutnya dengan anggukan pelan.

Sebagai salah satu sumber penghidupan gue, gue

menjalani bisnis gue di bidang online shop. Segala

macam barang gue jabanin sesuai permintaan

pelanggan. Mulai dari makanan, kosmetik, baju,

sepatu sampai ke perabotan rumah tangga pun

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS