Chapter 30 - Bab 30

*BAB 30*

Nora berjalan menuju kamar pribadinya, kamar yang sudah dua bulan lamanya tidak ia pakai. Karena Nora lebih memilih tinggal di mansion milik Xander.

"Ah brengsek kau Xander." Nora tidak berhenti mengumpat, ia menghentakkan kakinya karena merasa benar-benar kesal dan marah.

Brakk. .

Nora membanting pintu kamarnya sehingga menimbulkan suara dentuman yang keras. Nora tampak sangat risau, ia tidak berhenti berjalan mondar-mandir sembari mencoba berpikir. Ia harus bisa merebut perusahaan milik daddynya lagi. Atau apapun itu caranya, Nora akan berusaha semaksimal mungkin. Meski ia tahu jika Xander adalah lawan yang kuat.

"Kau bodoh Nora."

"Kenapa kau sangat mudah terperdaya oleh kata-kata, dan wajah tampannya itu." Nora akui jika ketampanan Xander tidak bisa ia tolak. Siapa saja wanita yang melihat Xander untuk pertama kali, pasti akan langsung merasa terpana dan jatuh cinta oleh wajah tampan itu.

"Atau jangan-jangan selama ini Xander sengaja mengurung ku di mansion miliknya, bukan karena ia mencemaskan diriku. Tetapi karena Xander sedang merencanakan sesuatu terhadap perusahaan daddy?." Nora bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mencoba mencari tahu jawaban dari apa yang ia lalui.

"Benar. Xander selalu melarang ku menggunakan ponsel milikku, serta melarang ku untuk menonton berita melalui televisi. Bahkan aku tidak pernah keluar dari mansion itu sama sekali." Gumam Nora pada dirinya sendiri, mencoba mengingat hal ganjal yang ia alami selama tinggal di mansion milik Xander.

"Kenapa kau sangat bodoh Nora."

"Argkhhh. . " Nora menarik-narik rambutnya, ia baru menyadari kebodohannya detik ini. Bahkan Nora rela meninggalkan karir modelnya selama di bulan ini, demi Xander Hill Hampton. Yang justru menghancurkan perusahaan milik keluarganya.

"Setidaknya Xander tidak merusak karir model ku. Karena aku bisa kembali menemui agensi ku dan memulai karirku lagi.'' Bibir Nora sedikit terangkat ke atas, setidaknya karir yang sudah ia jalani selama bertahun-tahun tidak rusak karena Xander.

Pendapatan keluarga Nora bukan hanya bersumber dari Madison Company saja, masih ada beberapa bisnis yang di jalankan oleh keluarganya. Seperti real estate property, serta aset yang bernilai milyaran dollar. Namun pendapatan terbesar mereka bersumber dari Madison Company, sebuah perusahaan teknologi yang sedang berada di atas puncak kejayaan. Dan Xander berhasil mengambil alih perusahaan itu.

"Besok pagi aku harus pergi kesana." Maksud Nora adalah agensi yang menjadi naungan karir modelnya. Model-model papan atas biasanya memiliki agensi besar yang membantu mereka mengepakkan sayapnya di atas catwalk.

Nora menjadi lebih semangat, ia akan membuktikan kepada Xander jika ia bukanlah wanita yang lemah. Suatu saat ia akan membalas dendam kepada Xander.

"Tunggu pembalasan ku Xander." Ujar Nora dengan tersenyum miring. Wajah Nora memang terlihat sinis, yang paling menonjol adalah bagian matanya. Terlihat seperti seseorang yang memiliki sifat antagonis.

Hari sudah semakin sore, langit sudah mulai berganti warna. Violette mengendarai mobilnya dengan sangat santai, sembari menikmati langit sore yang berwarna jingga.

Hampir saja lupa, hari ini akan ada tamu spesial yang datang di mansion utama Hampton yaitu kedatangan saudara laki-lakinya yang sudah sangat lama tidak pernah ia temui.

"Bagaimana wajahnya sekarang, apakah ia masih terlihat tampan seperti sebelumnya atau justru semakin terlihat tampan?.'' Cicit Violette merasa penasaran, karena Violette sudah mulai melupakan wajah tampan itu.

Entah kenapa kedatangan saudara laki-lakinya membuat Violette merasa canggung dan gugup, bukankah seharusnya ia merasa senang karena dapat berkumpul dengan anggota keluarga yang lain.

Namun Violette tidak ingin berekspektasi terlalu tinggi, dahulu saja terlihat sekali jika Xander sangat membencinya. Meski saat itu umur Violette baru menginjak 9 tahun, namun ia masih mengingat dengan jelas ekspresi yang ditunjukkan Xander kepada dirinya.

"Aku mengingat tatapan benci itu.'' Ujar Violette dengan tersenyum pahit, tatapan yang tidak pernah ia lupakan hingga detik ini.

Saat itu Xander sudah beranjak dewasa, berbeda dengan dirinya yang masih anak-anak. Hari itu adalah momen pertama dan terakhir bagi Violette bertemu dengan Xander.

Meski Xander memberikan tatapan bencinya, namun setelah kejadian itu Violette kerap kali menanyakan keberadaan Xander kepada orangtuanya. Saat itu Violette belum bisa berpikir dengan jernih, namun saat ini Violette baru mengerti arti tatapan itu. Dan Violette masih tidak tahu mengapa Xander memberikan tatapan benci itu kepada dirinya. Padahal hari itu adalah hari pertama mereka bertemu.

Mobil Violette berhenti di tengah-tengah jalan karena lampu lalulintas berubah warna menjadi merah.

"Bagaimana jika aku bertemu dengan Xander." Violette menggigit ibu jarinya, ia tampak sedang berpikir keras hingga tidak menyadari jika lampu lalulintas sudah berubah warna menjadi hijau.

Tin. . tin. .

Tin. . tin. .

Terdengar suara klakson dari mobil yang berada di belakang mobil milik Violette, mereka menghidupkan klakson karena mobil Violette tidak kunjung bergerak.

"Ah maafkan aku." Violette mulai menjalankan mobilnya kembali, karena terlalu fokus pada pikirannya, Violette tidak sadar jika lampu lalulintas sudah berubah warna menjadi hijau

15 menit berlalu, akhirnya mobil Violette memasuki gerbang besar nan tinggi yang menjadi awal menuju mansion utama Hampton, masih dibutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk bisa mencapai halaman mansion yang luas. Gerbang itu memiliki sistem otomatis, dan memiliki sensor yang baik. Tidak sembarang mobil yang bisa memasuki area mansion. Meskipun gerbang itu sudah dilengkapi dengan sistem otomatis yang baik, tapi masih ada penjaga yang bertugas disana. Memastikan jika tidak ada yang mencurigakan.

Mobil Violette langsung menuju ke garasi yang sangat mewah dan modern ini. Garasi yang dipenuhi oleh berbagai jenis merk mobil, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar. Segala jenis tipe mobil tersedia disini, namun tidak semuanya ada disini. Melainkan berada di garasi yang lainnya, karena mansion ini memiliki tiga garasi super mewah.

"Akhirnya sampai juga." Violette segera turun dari mobil yang ia tumpangi, ia segera masuk ke dalam lift yang akan langsung membawanya menuju kamar pribadinya.

Violette akan langsung beristirahat, namun sebelum itu ia perlu membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Ting. .

Suara lift berdenting, Violette keluar dari lift dan langsung menuju ke kamarnya.

"Kau sangat tampan Jeff.'' Puji Violette setelah melihat foto yang dikirimkan kekasihnya melalui pesan singkat. Sebelumnya Violette mengirimkan foto dirinya yang sedang berada di sebuah cafe.

Setelah membalas pesan singkat Jeffrey, Violette menata barang-barang yang tadi ia bawa ke kampus ke atas sebuah meja yang menjadi tempatnya belajar.

Seperti inilah kehidupan sehari-hari Violette, ia masih fokus pada pendidikannya, mengejar gelar sarjana. Tidak ada alasan mengapa Violette mengejar gelar sarjana, namun yang pasti Violette suka mempelajari hal baru. Ia ingin ilmunya semakin bertambah banyak.

Violette tidak ingin memanfaatkan kekayaan orangtuanya, karena Violette ingin membangun perusahaan yang ia inginkan, sebuah perusahaan yang menjadi bidang favorit Violette saat ini, yaitu sebuah perusahaan design.