Satu hari sebelum konferensi dimulai. Seorang anak laki-laki dengan langkah ringan berjalan cepat ke arah Kuil Suci. Dengan senyum mekar di wajahnya, anak laki-laki tersebut menyapa setiap orang yang dilewatinya.
Berteriak selamat siang dengan semangat membuat penduduk yang berada didekatnya terkadang terkejut.
Di dalam pelukan anak lelaki tersebut terdapat sebuah keranjang dari anyaman daun palem, berisikan beberapa roti hangat dan buah-buahan. Anak laki-laki itu terus melangkah, tidak berhenti sekalipun hingga akhirnya langkah itu terdiam ketika dua penjaga Kuil Suci menghentikannya.
"Selamat siang!"
Teriak anak laki-laki itu membuat dua penjaga menghadirkan senyum. Satu dari mereka lalu mengusapkan tangannya di kepala anak laki-laki itu dengan lembut.
"Siang, Julius. Sudah hampir satu tahun kamu melakukan ini, seharusnya kamu sudah sadar kalau di dalam Kuil juga memiliki makanan sendiri. Kamu tidak perlu membawakan kakakmu tiap hari seperti ini."