Kirana melihat sekitarnya. Mendapati banyak es miliknya telah pecah. Awalnya, dia berpikir kalau ancaman dari Kranel telah berakhir setelah ledakan besar barusan. Sehingga saat ini dia berpikir untuk membuat ular-ular es baru untuk menghentikan para tentara.
Namun kali ini hanya berniat membuat mereka diam saja. Kirana sudah enggan mengambil nyawa tentara yang telah kehilangan kepala komandonya.
Sayangnya, ketika dia baru berpikir seperti itu. Kirana melihat raut pucat para tentara yang memandangi arah ledakan, di mana kini pandangan mereka sudah tidak terblokir oleh barikade pohon yang telah hancur.
Kirana yang melihat raut pucat tersebut ikut pula melihat ke arah pandang mereka.
Tentu saja, ketika melihat siluet raksasa di balik kepulan debu di kejauhan sana. Kirana pun tidak bisa menghentikan mulutnya untuk terbuka lebar.