Dave duduk tertunduk, melirik Adriana yang berlalu pergi begitu saja tanpa sedikitpun memberinya harapan. Dia beralih menatap kotak berisi cincin yang sejak tadi masih dipegang di tangan kanannya, kemudian membuangnya ke arah kolam air mancur yang berukuran tidak terlalu besar.
"AKU BENCI KEADAAN INI, AKU BENCI!!" Teriak Dave sambil menendang apapun di hadapannya, kemudian meremas rambutnya dengan frustasi, tertunduk di tanah menggunakan lututnya sebagai tumpuan tubuhnya yang gagah.
"Ya Tuhan ... Aku sangat mencintainya. Aku ingin membuatnya bahagia tapi kenapa tidak ada kesempatan sedikit pun. Kenapa semua ini terjadi padaku?" Dave menangis tersedu-sedu dengan ingatan yang dibayangi oleh momen saat Adriana mengatakan tidak bisa bersamanya karena masalah keluarga, lalu mengaku telah mencintai pria lain sedangkan selama ini dia sudah selalu bersamanya, menemaninya di kala susah ataupun senang ... "Adriana ... Kenapa kamu tidak memberi aku kesempatan sedikit pun?"