Tasya POV.
Semuanya ya tak selalu berjalan sesuai rencana kan?, ini sudah 3 hari Bumi tidak pulang, tolong catat tiga hari, kemana dia?, Oh aku tidak tau tentang itu, aku menelphonenya sepanjang hari seperti wanita tua yang khawatir anaknya diculik seseorang dengan mobil jeap.
Dia selalu sukses membuatku kalang kabut, belum lagi aku harus berbohong kepada orang tuanya dan mengakatan dia di kampus sibuk mencari referensi untuk skripsi, padahal aku tak terlalu paham skripsi yang mana yang sedang dia garap.
Ya bodo amat lah, palingan juga ama cewe yang kemaren, jujur aku cemburu cuma kayaknya gak berhak deh, aku simpen aja buat ku sendiri.
"Are you ready?"
"Ya"
Ah iya aku lagi mau anastesi dan operasi plastik yang sudah di jadwalkan Biru kemarin, lucu juga ya, aku memang tidak ingin mengubah bentuk wajahku, hanya mengangkat kulit yang terkena luka bakar dan membuatnya kembali seperti semula, ya walaupun tidak sempurna.
Jujur ini hal yang menakutkan, tapi kalau memang bisa membuatku lebih baik kenapa tidak.
Ah kenalkan ada Agung yang selalu menemaniku sedari pertama, dia di luar btw.
🔻🔺🔻
"Hey kamu gak pegel tidur di sofa mulu?, kamu pindah gih ke kamar aku, aku mau masakin sesuatu buat kita"
Bumi menurut. Bukan staycation seperti yang Bumi janjikan waktu itu, ya karena Ayumi menolak untuk menghambur-hamburkan uang, Ayumi memilih untuk berkeliling sampai dini hari dan pulang kembali ke dorm mereka, dan kemarin juga Ayumi membeli tongkat untuk melatihnya berjalan dan ya dia senang bukan main.
Dua hari juga Bumi menginap di dorm Ayumi, karena Keera harus menemani pacarnya yang sedang sakit, ya mana mungkin laki-laki itu meninggalkan Ayumi sendirian saat dia gerak aja terbatas.
Walaupun dorm ini bukan fasilitas dari kampus, ya bisa dibilang indekos lah, cuma dengan fasilitas dorm, laudry dan sarapan disediakan, jasa bersih-bersih juga.
"Loh gak jadi tidur?"
"Udah gak ngantuk tadi cuci muka ama gosok gigi doang, kamu masak apa?"
Mungkin situasi ini untuk Ayumi lumayan membuat kerja jantungnya tak beraturan, karena Bumi.
"Eh sorry Yum, mepet banget ya"
"Lo kata di angkot apa Mi"
Untuk menghilangkan kegugupannya, Ayumi hanya tertawa garing, ya walaupun dengan perasaan sedikit canggung, Bumi menggaruk tengguknya yang tak gatal, kenapa dia bisa seceroboh itu.
"Tadi malam ada yang nelphone lo puluhan kali sama chat, cuma gue gak berani liat, lo coba liat notif di hp lo deh, soalnya panggilan terakhir itu ada tulisan Mama home gitu"
Bumi buru-buru melihat gawainya, dan cukup terkejut ada 44 panggilan tak terjawab dari Tasya dan 2 dari Mamanya, dan juga ada 20 pesan yang Tasya kirim untuknya, tapi Bumi cukup sebal kenapa Tasya memberikan nomor yang ada di gawainya yang satu ini ke Mamanya.
"Tadi malem brisik banget tau Mi, ya gue angkat aja, trus dia bilang dia adek lo, Mama lo pengen ngomong sama lo katanya kangen. Gue baru tau lo punya adik namanya Tasya, bukannya lo anak tunggal ya Mi?"
Bumi tercekat, dia merutuki dirinya yang salah membawa gawai, dia malah meninggalkan gawai pentingnya di mobil, pantas saja sang Mama menelphone nya ke nomor ini.
"Oh itu, anak adopsi nyokap gue, namanya iya itu Taysa"
Sial, sepagi ini dia harus berbuat dosa dengan berbohong.
"Oh, eh ni gue buat nasi goreng sosis sama ayam, yang ada itu ternyata, gue lupa belanja.
"Gak apa-apa ini aja udah kenyang kok"
Jujur dia bahkan bukan pecinta nasi di pagi hari, namun karena Ayumi sudah memasak untuk nya, ya mau tidak mau Bumi harus memakannya.
"Adek lo kayaknya lembut banget gak sih?, dia ngomong yang kayak anak SMA yang emang segan ke Kakaknya, lo termasuk Kakak yang galak ya mi?"
Bumi menyuap makanannya dengan gugup, apa Tasya mengatakan yang tidak-tidak soal hubungan mereka, masalahnya Bumi menutup semua informasi tentang kenyataan yang mana dirinya sudah menikah dan bahkan membawa istrinya untuk tinggal bersama dengannya di London.
"Solnya gue denger suaranya sih santai tapi takut, gimana ya"
"Ya, soalnya kan dia cewe Yum, gue gak terlalu deket sih sama dia, mungkin juga dia mikir kalau gue juga anak kandung dan dia anak adopsi pasti dia ngerasa gak enak lah sama gue." Kebohongan yang kesekian kali.
"Tapi cantik banget, cuma lagi sakit ya?, mukanya di perban gitu"
Mata Bumi melebar, kenapa Ayumi bisa tau semua itu.
"Soalnya kepencet VC sama gue, eh pas dia angkat yang gue liat dia kayak lagi pengobatan gitu"
"Ah, itu ya, kali aja nyokap gue mau bilang itu kali ya kalau adek gue lagi kena musibah"
Hanya tawa gugup yang bisa Bumi lakukan, untung saja Ayumi melihat Tasya dengan yang seperti itu, kalau dia melihat Tasya dengan mukanya yang jelas dia harus sangat waspada.
Tapi kenapa dia takut Ayumi tau siapa Tasya, apa juga hubungan mereka berdua.
"Lo sendiri berapa saudara Yum?"
"Gue?" Yumi mengunyah makanannya sampai habis dulu sebelum berbicara.
"Sekarang berdua, ada sama Abang, gue dulu punya Kakak yang baik banget, super sabar tapi udah gak ada" raut wajahnya berubah, Bumi menyadari itu.
"Sorry"
"Oh it's oke Mi, gue kesini juga buat lupain kenangan pahit bareng dia juga kok"
"Maksud lo?"
"Dia gak seberuntung gue Mi, dia nikah sama orang kaya, tapi ya gitu di selingkuhi, gue gak paham dengan konsep menyakiti dengan sebuah penghiantan"
Bumi mendengarkan cerita Ayumi dengan fokus, walaupun ada perasaan aneh lainnya yang ikut campur di hatinya.
"Dia di depan orang lain baik banget sampe kami keluarganya gak tau selama ini dia di siksa batinya, mungkin udah capek kali ya, dia putusin buat bunuh diri" ucapnya.
"Gue dan keluarga gue terpukul Mi, kami merasa bersalah banget waktu itu gak pernah cari tau kabarnya, ya mikir kan dia udah punya suami, kalau dia butuh toh bisa hubungi kami, dia masih sering kok hubungi Mama kalau pagi, tapi kan pagi tu waktunya kerja ya, jadi Mama gue jarang banget angkat telephone dia, sebulan ada deh dia hubungin pagi-pagi terus, dan ternyata dalam surat kuasanya dia bilang pagi itu adalah waktu yang bisa dia gunakan untuk hubungi kami keluarganya untuk cerita semuanya, tapi sayang kami gak peka Mi, dia malah mikir kami gak peduli lagi sama dia, ya jadi lah dia mutusin buat bunuh diri aja, sumpah Mi, rasanya sakit banget pas tau Kakak yang selama ini ceria, baik hati, malah menanggung luka batin yang luar biasa." tambahnya lagi.