"Apa kabar Sya?"
Malam ini, Surabaya dipenuhi bintang-bintang, langitnya cerah dan terang, cuacanya masih panas, namun tetap tak mengurungkan niat Naya untuk mengajak Tasya duduk sambil meminum teh bersama di gazebo belakang rumahnya.
Ya rumahnya yang Dia bangun dengan jerih payahnya sendiri, perihal toko bunga yang Tasya berikan kepadanya itu diurus oleh Mbok Ipah dan adik-adiknya di sini.
"Yang kayak Lo lihat Mba"
Naya menyeruput teh nya, mengambil satu buah pisang goreng yang tadi juga adiknya masak untuk mereka semua.
"Lo gimana Mba?, Australia baik-baik aja kan sama Lo?"
"Untungnya baik Sya"
"Syukur lah"
"Dia? Bumi?"
"Iya"
Senyum tipis itu terpantri di bibir Naya, bukan menghakimi, tapi benar Naya ikut senang jika orang yang selama ini Tasya harapkan kembali sudah datang lagi.
"Lo bener Dia mirip banget sama Kala"
"Mba...
"Gimana hubungan Lo sama Kala? Baik?"
Tasya menghembuskan nafasnya kasar, meletakan cangkir gelas berisi teh yang sudah tinggal sedikit itu.