Chereads / BUMI UNTUK TASYA (Sequel Sekala Senja) / Chapter 21 - dua puluh satu

Chapter 21 - dua puluh satu

Setelah pertengakarannya dengan Bumi, Tasya tak lagi merasakan apapun di hatinya, bodoh? iya itu jawabannya, karena memang dia masih mencintai Bumi dengan sangat besar hanya saja dia bingung untuk mengekspresikannya.

"Capek juga nangis mulu, tapi masa harus apa-apa bilang gue murahan sih, dia gak capek apa gimana dah" ucapnya sembari terisak.

Bumi keluar lagi dari ruangan Tasya setelah dia memaki wanita itu dengan semangat.

Tasya tak pernah sekalipun berfikir untuk selesai bersama Bumi, karena bagaimanapun di otaknya hanya alasan Bumi marah itu karena dia cemburu, hanya itu.

Walaupun dia menutup matanya dengan semua hal gila ini, membiarkan dia menikmati setiap luka yang setiap hari terjadi dengan alasan yang sama, yaitu sebuah kata "wanita murahan" yang Bumi sematkan untuknya.

"Perasaan dulu gue mimpinya dinikahin sama Elang, laki-laki super baik yang pernah gue temuin, eh malah jadi dapet ampasnya doang, udah gitu malah jago banget lagi mukulnya"

Tasya tertawa miris, nasip hidupnya terlalu jahat untuk dirinya, dia bahkan tak pernah berfikir akan serunyam ini semua hal yang bahkan jauh dari apa yang dia rencanakan.

"Gini amat, niatnya nikah buat ibadah malah jadi gini"

Masih dengan menangis dia terkekeh, entahlah mungkin suatu hari Bumi akan berubah namun disaat semua perasaannya sudah beku akan kata maaf, dia hanya berharap itu semua tidak akan pernah terjadi, tapi apa yang harus dia lakukan jika nanti Tuhan yang maha membolak balikan hati manusia malah melakukannya?.

🔺🔻🔺

Jakarta.

Atta masih sibuk dengan mangga mudanya, dia tidak tau jika Pras merasa takjub sendiri dengan istri bohai nya ini, pasalnya berat Atta yang awalnya 50 di tinggi badan sekitar 168cm itu berubah drastis menjadi 60kg dalam waktu dua bulan, ya memang semenjak hamil ini dia begitu mendewakan makanan apa lagi makanan pedas, karena yang mual bukan Atta tapi Pras, jadi bumil itu bebas untuk makan apapun.

"Masih mual gak Om?"

Dan satu hal ini yang membuat Pras kesal, pasalnya selama hamil Atta tidak pernah menanggilnya Mas atau sayang seperti biasa, malah dia ganti dengan panggilan menyebalkan yaitu Om, memang dia saudara kedua orang tuanya apa sampai dipanggil begitu.

"Ayang ih udah panggil Om nya" rengek Pras.

"Ya anak kamu maunya aku panggil Om, gimana"

Pras memutar matanya malas, mana ada anak mereka yang meminta Atta menanggilnya dengan sebutan menyebalkan itu, palingan akal-akalan bumil itu aja.

"Sayang?"

"Hmm?... Ya Allah Mas...

Atta mengekori Pras yang berlari masuk ke dalam kamar mandi karena muntah, pernah sekali saking kesalnya Atta dia malah meletakan baskom di bawah tempat tidurnya, jadi dari pada suaminya bolak balik kamar mandi terus dia bisa muntah di baskom itu aja lebih gampang.

"Aaak capek" rengek Pras layaknya anak kecil.

"Tahan dulu ya Mas, aku juga gak ngerti gimana cara hentiinnya, sabar ya"

Satu-satunya cara yang bisa Atta lakukan ya dengan memeluk Pras dan menciumnya, mungkin dengan pelukan semua itu bisa sedikit berkurang, tak jarang Atta sering memeluk Pras jika rasa mual laki-laki itu datang.

"Tidur ya"

"Iya"

Sifat Pras yang layaknya anak umur 5 tahun nan manja ini yang Atta sukai, dia merasa malah dirinya yang lebih tua bukan Pras padahal beda 15 tahun dengan laki-laki itu.

Tapi setidaknya dia bersyukur, karena Pras akan manja dengannya saja tapi malah dingin kayak batu es ke orang lain.

"Om"

"Yaaak"

"Iya iya sayang deh, sensi amat yang hamil siapa sih" rutuk Atta kesal.

"Habis kamunya"

"Ya udah kenapa sih, aku mau nanya dulu"

"Nanya apa?"

"Kak Tasya sama Kak Bumi kemana ya sayang? Ke London? Kayak lenyap aja gitu di telan dunia, Kak Tasya juga gak pernah update apapun deh"

"Dah biarin penting Kakak kamu rumah tangganya adem ayem sayang, karena gak ada dia lagi"

Ya Atta setuju sih, cuma ya tetap aja penasaran, karena dulu Tasya orang yang berisik, bahkan aktif juga di sosial media, tapi tiba-tiba aja gitu jadi gak nampak lagi batang hidungnya.

"Tapi apa mereka pindah itu rada mencurigakan loh Om"

"Mencurigakan apa sih?"

"Ya, masa ya pas mau di permasalahin ni kasus Kakak yang di keroyok itu, malah tiba-tiba mereka ngilang, masa gak pamit sama semua orang."

Pras mengangguk setuju, terkesan sangat terburu-buru memang, tapi ya apapun alasan kepindahan Bumi mereka hanya berharap bukan karena ingin menyembunyikan sesuatu.

"Apa jangan-jangan"

"Ya Allah apa sih sayang kaget tau gak" protes Pras dengan pergerakan Atta yang berdiri tiba-tiba padahal sedari tadi dia sedang nyamannya dengan posisi kepalanya di paha Atta menghadap ke perut istrinya itu.

"Ya Allah maaf Om"

Yang bisa Pras lakukan hanya memutar matanya malas, berapa kalipun dia mengatakan jika dia tidak suka panggilan itu Atta tidak akan pernah mengerti.

"Tau ah sebel"

Atta tak terlalu peduli, memang selama dia hamil yang lebih sensitive itu justru Pras, dia rasanya cuma diititipin bayi tanpa ngerasain apa-apa.

"Dek, makan dulu" teriak Jennie dari luar.

"Siap Bunda"

"Yaaak bujuk dulu suaminya" ujar Pras protes lagi dan lagi.

"Ogah" jawab Atta final.

🔺🔻🔺

Elang menatap TKP tempat Senja di keroyok dengan teliti, rusak, hanya itu yang bisa dia lihat, karena demi apapun tempat ini bahkan tak bisa teridentifikasi sedikitpun.

"Gimana Pak?"

"Gak bisa di baca karena udah dihancurin, di sini banyak sekali sidik jari yang bahkan tidak kita temui waktu pertama kali penyelidikan.

"Sial, siapa sih yang ngelakuin ini"

"Kami akan terus investigasi, kalau ada kabar terbaru akan kami update ke Pak Elang"

"Baik makasih Pak"

Sepulang dari pertemuan dia dan Senja dengan Rose dan Riki, Elang langsung meminta untuk pihak kepolisian untuk mencari tau kembali tentang semua hal ini, karena cukup mencurigakan jika TKP di rusak seperti ini, dan seperti tidak ada satupun keberuntungan yang datang padanya, bahkan barang bukti yang di duga terlibat waktu pengeroyokan waktu itu juga hangus terbakar.

"CCTV juga gak ada ya El" Riki menggeledah semua tempat itu, bahkan juga tak menemukan CCTV dimanapun.

"Kok bisa ya gudang kayak gini, banyak besi yang harganya mahal banget sampe gak ada CCTVnya aneh banget" lanjutnya.

"Lo bener, gue yakin banget Bumi yang ngerusak ini" ucap Elang sembari meredam emosinya.

"Lo yakin?"

"Ya yakin aja, karena kan dari awal yang punya masalah sama Senja siapa? Tasya kan?"

"Lo bener banget El, yang ancam Senja juga dia, lo ingat gak sehari sebelum Senja di temuin babak belur, gue sempet liat Tasya panik banget keluar dari mobilnya" ujar Riki yang cukup membuat tanda tanya di otak Elang saat ini.