"Aku malah menciumnya di hotel," ucap Ben.
Jihan langsung melebarkan matanya dan meluruskan tangannya di depan dada Ben untuk menghentikan langkahnya. "Kamu mencium Briella?"
"Ya, Han. Aku mencium bibirnya."
Jihan langsung melotot pada Ben dengan wajahnya yang galak. "Kamu ini benar-benar pria yang … Ah, pantas saja Briella marah dan membalaskan dendamnya padamu."
"Saat itu aku sedang mabuk, Han. Kalau aku sadar akan perbuatanku, aku tidak mungkin menciumnya!" seru Ben.
Namun, Jihan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak percaya padamu. Bagaimana jika kamu juga akan berani untuk menciumku?"
"Memangnya kenapa? Kan sudah kubilang jika aku sedang mabuk. Kalau aku mabuk, ya segala sesuatu bisa saja terjadi." Ben mengedikkan bahunya.
"Kalau saat kamu mabuk dan kamu tiba-tiba menciumku, aku tidak akan segan-segan meninju wajahmu sampai hidung mancungmu itu patah."
Ben langsung memegang hidungnya. "Astaga, Han. Kamu ini barbar sekali. Memangnya kamu tega meninju hidungku?"