Briella bisa melihat Ben tersenyum seolah ia bisa membaca pikirannya. Ben sengaja membawanya pulang ke rumah ini bukan sekedar mengantarkan Briella pulang, tapi ada hal yang lain.
Dan ternyataan dugaannya benar. Begitu Ben memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya, mereka pun masuk ke dalam, mengunci pintu, dan kemudian Ben mencium bibir Briella dengan rakus.
Briella tidak tahu mana waktu yang lebih tepat bagi mereka untuk saling mencurahkan perasaan mereka selain hari ini, sekarang juga. Meski Briella sedang berduka karena kakeknya meninggal, tapi rasa dukanya tidak seperti saat Ben kehilangan Om Liam.
Briella tidak menangisi kepergian kakeknya. Dan dalam situasi seperti tadi di rumah duka, Briella memilih untuk kabur dari sana.
Ciuman Ben terasa begitu intens hingga membuat napas Briella terengah-engah. Ia memeluk leher Ben, sementara Ben memeluk pinggangnya.