Edgar menekan dadanya yang berdenyut-denyut perih. Setetes air mata membasahi pelupuk matanya. Ia langsung menyekanya dengan kasar.
"Aku memang telah bersalah padamu, Edgar. Sungguh, aku seperti itu secara tidak sengaja dan aku ini kesepian, Ed. Aku membutuhkanmu! Aku ingin supaya kamu sering-sering berada di sampingku! Tapi kamu kan tidak peduli! Kamu hanya memikirkan tentang kerja, kerja, kerja. Aku ini dikesampingkan olehmu. Wajar kalau aku mencari pelarian yang lain."
Edgar menggelengkan kepalanya sambil mengedikkan bahunya. "Ya sudahlah. Yang lalu memang sudah terjadi. Kamu juga sudah berselingkuh dengan pria bule itu. Hmmm, apa kamu puas tidur dengannya daripada tidur denganku?"
"Bukan seperti itu, Ed!" rengek Lisa sambil menangis.
"Jadi, apa?"
"Pokoknya tidak seperti itu!"
"Aku tidak mengerti lagi dirimu." Edgar menggelengkan kepalanya. "Sudahlah. Sekarang, aku tanya padamu, apa kamu ingin bercerai denganku supaya kamu bisa bersama dengan pria bule itu?