"Kamu urus saja dia, terserah dia mau dibawa ke mana, tapi aku tidak mau mempunyai anak buah seperti dia," kata Tuan Raditya.
"Baik, Tuan." Nick mengangguk sekali.
Setelah dari ruangan sang bos, Nick pun menemui anak buahnya. Sebelumnya, ia menyempatkan diri untuk menemui Darso. Sayangnya, Nick tidak bisa menolongnya lebih banyak lagi.
Saat ia baru saja masuk ke dalam ruangan sel itu, tiba-tiba Bimo menelepon.
"Halo, Bimo. Bagaimana?"
"Halo, Jack. Aku baru saja menemukan beberapa kandidat yang mungkin bisa kamu intai untuk diambil ginjalnya," kata Bimo.
Nick mendesah. "Aku tidak mau melakukannya, Bimo. Lebih baik, kamu bantu aku carikan daftar pendonor ginjal yang sah. Aku tidak mau membunuh orang."
"Yang benar saja. Kita tidak perlu membunuhnya. Kita hanya mengambil ginjalnya saja. Lagi pula, orang itu bukanlah orang yang baik. Dia adalah buronan polisi. Kamu mau mengeceknya dulu tidak?"