Briella lelah. Ia pun akhirnya, terlelap, tak peduli dengan apa pun yang ada di sekitarnya. Ia hanya ingin beristirahat.
Jam demi jam berlalu, Briella pun merasa tangan dan kakinya kesemutan karena tertidur di meja. Mantelnya jadi basah terkena air liurnya. Briella mengusap bibirnya dan melihat ke sekitarnya. Suasana kampus terasa sama saja seperti saat ia tiba di sini.
Namun, sepertinya matahari di luar sana jadi semakin panas dan terang benderang. Briella meregangkan ototnya dan memijat-mijat tangannya yang dingin karena kesemutan. Ia menguap lebar-lebar dan terkejut ketika tangannya malah mengenai seseorang di sebelahnya.
Briella terkesiap. "Ben?!"
Ben mengusap pipinya yang terkena pukulan tangan Briella tanpa sengaja.
"Kamu baru bangun, Sayang?" tanya Ben dengan suara pelan.
Briella tersenyum dan mengangguk. "Iya. Aku mengantuk sekali karena semalam aku tidak bisa tidur."
"Benarkah?" Ben meringis, tampak khawatir menatap Briella.