Hawa dingin menyerang kulit Aldo. Namun ia paksakan untuk berangkat ke ke kantor walau sesungguhnya ingin di rumah sambil menikmati hari bersama istri. Namun kewajiban mencari nafkah tak bisa di tinggalkan.
Setelah sarapan, Aldo siap berangkat. Ia berpamitan dengan Ceryl.
"Sayang, aku berangkat dulu ya," Aldo mencium kening Ceryl lembut. Ceryl memejamkan matanya sebentar merasakan sentuhan suaminya itu. Entah kenapa ia merasa janggal dengan perasaaan yang datang di hatinya ini. Namun ia susah untuk menjabarkan.
"Iya hati- hati sayang!" kata Ceryl lalu mencium pipi Aldo. Sengaja ia buang perasaan tak enak yang datang.
"Aah ini mungkin perasaanku saja!" batin Ceryl.
Ia mengantar Aldo sampai di depan pintu. Lalu Aldo masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian. Hilang dari pandangan.
****