Chereads / The Ultimate ACE! / Chapter 2 - Awal Perang!

Chapter 2 - Awal Perang!

BAGIAN 1: Awal Perang

Jumat, 3 Januari 1995 (Ultiverse Century) Southrun Zero 10:20 Pagi. Di markas militer Vankurk, sekitar 180km dari kota Anville. Sebuah alarm peringatan tiba tiba berbunyi, markas mendeteksi sejumlah pesawat mendekati area udara kota Anville. Para atasanpun memgumumkan seluruh personel untuk mendatangi sebuah briefing singkat. Mendengar pengumuman itu Frigate pun bergegas pergi keruang briefing. Suasana disana sangat kacau, semua orang kebingungan karena mereka baru pertama kali merasakan situasi tegang seperti ini. Lalu kemudian seorang atasan berteriak untuk menghentikan kebisingan "Perhatian! Markas baru saja mendeteksi sejumlah pesawat tidak dikenal memasuki area udara kota Anville, kita masih tidak tahu apakah pesawat-pesawat itu berbahaya atau tidak tapi kita ingin mengirimkan beberapa pesawat kita kesana untuk berjaga jag…" belum sempat sang atasan itu selesai bicara, tiba tiba alarm peringatan berbunyi lagi, kali ini Kota Anville melaporkan kalau mereka sedang diserang oleh beberapa pesawat pengebom. "Sudah cukup briefingnya! Aku minta seluruh pilot tempur kita untuk pergi ke Kota Anville!"

10:25 Pagi. Alarm peringatan terus berbunyi, semua pasukan pergi ke pos nya masing masing dan semua pilot tempur bergegas pergi ke pesawatnya masing-masing termasuk juga dengan Frigate. Suasana di sekitar landasan sudah sangat berisik. Saat Frigate pergi ke Hangar tempat pesawatnya berada sudah banyak terdengar suara Jet tempur yang sedang menyalakan mesinnya. Sesampainya Frigate di hangar, disana sudah ada teknisi yang telah menyiapkan pesawatnya. "ini pesawatmu, kami sudah menyiapkan amunisi misil dan lainnya, sepertinya ini akan jadi pertarungan udara saja, jadi kamu tidak perlu khawatir tentang ancaman dari bawah" kata seorang teknisi itu, Frigate pun membalasnya dengan terima kasih. Frigate kemudian naik ke pesawatnya dan mengarahkannya ke landasan untuk lepas landas. "Aku Frigate callsign Mirage 12, meminta izin untuk lepas landas!" Frigate meminta izin ke Air Traffic Controller untuk melepas landas. ATC itupun membalas "Mirage 12 anda diberi izin untuk lepas landas, berhati hatilah disana." Setelah Frigate diberi izin, Frigate pun dengan segera pergi untuk lepas landas.

10:30 Pagi, 100 Km dari kota Anville. Semua pesawat yang ada berbaris dalam formasi. Kumpulan pesawat itu beranggotakan oleh 3 Squadron, yaitu Mirage Squadron, Golem Squaron dan Eagle Squadron. Masing-Masing Squadron beranggotakan 15 pesawat, dan Frigate termasuk dalam squadron Mirage. "Mirage Squadron melapor untuk bertugas" kata Mirage 1 sang Kapten squadron Mirage, lalu diikuti dengan Kapten squadron lainnya "Disini Golem 1, kita sudah siap untuk melawan musuh." "Disini Eagle Squadron kita juga sudah siap." Lalu terdengar suara beep transmisi radio. "Baiklah disini Flyby, aku akan menjadi AWACS kalian untuk pertempuran ini, semuanya cek pesawat kalian dan kita akan bergegas pergi ke kota Anville." "Baik Flyby" "Siap Flyby" jawab beberapa pilot. Semuanya pun mengecek pesawat mereka dan kemudian pergi ke Kota Anville.

10:32 Pagi, Area Selatan Kota Anville. Para Squadron telah sampai ke kota Anville. Disana sudah terlihat beberapa Pesawat musuh yang menyerang beberapa fasilitas kota. "Disini Flyby, aku mendeteksi 30 pesawat pengebom dan 20 pesawat tempur, jatuhkan mereka semua sebelum mereka menambah kerusakan kota dan prioritaskan serangan kalian pada pesawat pengebom." Seorang pilot dari eagle Squadron pun bertanya "Apa mereka dari Northrun Zero? Tapi itu tidak mungkin! Southrun Zero dan Northrun Zero sudah berdamai selama 200 tahun semenjak perang besar Kaiser yang pertama" Flyby pun menjawab "Aku tidak tahu tapi yang jelas kita harus melawan beberapa pesawat ini terlebih dahulu" mendengar kata itu, Frigate kemudian mempercepat pesawatnya dan kemudian menyerang pesawat musuh. Frigate berhasil mendapat posisi di bagian ekor musuh. Musuh itu mencoba menghindari Frigate yang ada di belakangnya dengan bermanuver dari kanan dan kiri, tapi Frigate berhasil mengikuti gerakan musuh, dia kemudian mengunci serangannya dan bersiap menembakan misil. Tapi sebelum Frigate berhasil menembakan misil, musuh itu tiba tiba menukik keatas, untungnya Frigate dapat bereaksi cepat dan ikut menukik keatas dan kemudian menembakan misilnya.

Frigate langsung menembakan dua rudal misil dan mengenai langsung ke pesawat musuh dan membuatnya jatuh, itu adalah pesawat pertama yang dia hancurkan sepanjang karirnya. AWACS Flyby pun memujinya dengan berkata "Mirage 12 baru saja menjatuhkan pesawat musuh! Kerja bagus Mirage 12" mendengar hal itu Frigate dan para pilot lainnya semakin bersemangat untuk melawan musuh. Mereka kemudian saling menyerang pesawat musuh lainnya. Tapi pasukan musuh juga memberikan perlawanan yang sengit. Jejak asap putih bekas misil dan jejak asap putih bekas mesin pesawat yang menyelimuti langit membuat langit biru kota Anville jadi semakin indah. Masing masing pesawat dari pihak Southrun Zero (SRZ) dan Northrun Zero (NRZ) saling menembakan peluru dan misil nya. Pihak SRZ berhasil menjatuhkan 20 pesawat pengebom dan 9 pesawat tempur dari Pihak NRZ, sementara pihak NRZ hanya berhasil menjatuhkan 6 pesawat dari pihak SRZ. Flyby pun mengatakan "Baiklah semuanya! Jumlah pesawat musuh semakin sedikit! Jatuhkan yang lainnya!" namun tiba tiba Flybye mendeteksi sesuatu di radarnya "Hmm tunggu sebentar, aku mendeteksi sesuatu memasuki atmosfer kita, tapi polanya tidak seperti sebuah pesawat…. Oh tidak! Ini kan!" Flybye tiba tiba terkejut, pilot yang lainnya pun kebingungan dan bertanya "Hey Flybye, ada apa?" Tanya sang Mirage 1. Namun tiba tiba mereka melihat sebuah ledakan besar di area Utara Kota Anville. Asap merah kehitaman yang besar pun terlihat menjulang tinggi kelangit hingga menembus sampai ke awan. Langit yang tadinya biru berubah menjadi merah senja. Penduduk kota Anville pun menjadi panik, gempa besar terjadi akibat ledakan tadi, dan getaran juga dapat dirasakan oleh pilot-pilot yang ada di udara.

10:59 Pagi, Kota Anville. "Apa itu?" "Bom? Bom Nuklir?" "Besar sekali!" "Ke- Keluargaku tinggal disana!" "NRZ sialan! Mereka menghancurkan kota kita!" kata kata itulah yang didengar Frigate dalam radio sesaat setelah ledakan itu terjadi. Semua pilot bingung, sebelumnya mereka melawan pesawat pesawat musuh untuk mencegah kota menjadi hancur, tapi sekarang kota mereka hancur dan itu tidak disebabkan oleh pesawat-pesawat yang mereka lawan. Mereka merasa perjuangan mereka menjadi sia-sia, dan mereka menjadi murka. "Hey Flybye! Kau dengar aku?! Apa yang harus kita lakukan!" Tanya sang Mirage 1 dengan nada yang marah, Flybye pun menjawab "Ini tidak bisa diterima! NRZ menghancurkan kota kita! Mereka sudah melanggar perjanjian damai yang sudah berlangsung selama 200 tahun! Semuanya! Serang pesawat musuh yang tersisa!" dengan amarah yang membara, mereka semua menyerang pasukan musuh dan diantara mereka semua, Frigate lah yang duluan menyerang. Frigate langsung melaju melesat menyerang musuh, dia bertekad untuk tidak menyisakan satu musuh sekalipun. Tapi sebelum dia bisa menyerang, para musuh sudah pergi mundur meninggalkan kota. "Kembali kesini kau sialan!" teriak Frigate dengan murka. "Mirage 12! Kembali kesini! Anda terlalu jauh mengejar mereka, kau juga tidak bisa melawan mereka sendirian! kita harus kembali ke markas!" kata AWACS Flybye kepada Frigate yang sudah terlalu jauh mengejar musuh. Dengan terpaksa Frigate harus menghentikan pengejarannya dan harus menahan amarahnya.

Pasukan SRZ berhasil memukul mundur pasukan musuh dari NRZ tapi hal itu tidak sepadan dengan jumlah korban yang gugur akibat dari ledakan tadi. Diperkirakan sekitar 12.000 orang meninggal akibat serangan tadi. Untungnya ledakan itu terjadi di area Utara Kota Anville yang tidak terlalu banyak penduduk tapi itu tetap saja merupakan kerugian yang besar. Ledakan itu juga menyebabkan kerugian finansial yang besar. Efek ledakan itu sangat kuat hingga membentuk sebuah lubang kawah yang besar. Northrun Zero baru saja melanggar perjanjian damai setelah 200 tahun. Dan dengan hal ini Southrun Zero kembali menyatakan perang kepada Northrun Zero.

Sementara itu di Northrun Zero....

10:45 Pagi, Markas Militer khatulistiwa, Northrun Zero. "Sistem Clear, tekanan udara clear, lintasan penembakan clear. Planetary Railgun siap untuk menembak" Kata seorang petugas yang mengoperasi sebuah meriam besar "Baiklah! Laksanakan operasi Planet Shot!" perintah seorang Jenderal disana dengan nada yang tegas. Kemudian seorang petugas melakukan hitungan mundur "Planetary Railgun siap menembak dalam 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1… Tembak!"

"Planetary Railgun berhasil ditembakan dan akan mengenai Markas Militer Vankurk dalam 15 menit"

Planetary Railgun adalah senjata raksasa yang dikembangkan oleh Northrun Zero secara rahasia beberapa tahun setelah kekalahan Northrun Zero di perang besar Kaiser yang pertama. Fungsi dari Planetary Railgun adalah menembakan peluru raksasa dari planet satu ke planet lainnya, dan karena jarak antara planet Southrun Zero dan Northrun Zero saling berdekatan layaknya Bumi dengan bulan, pihak NRZ pun memutuskan untuk menggunakan senjata ini untuk menghancurkan Markas Militer Vankurk di Southrun Zero.

10:59 Pagi, Markas Militer Khatulistiwa, Northrun Zero. "Jenderal! Planetary Railgun berhasil ditembakan, tetapi tembakannya mendarat di Kota Anville tuan" kata seorang petugas kepada seorang Jenderal, Jenderal itupun terkejut "Apa?! Bukankah kita sudah mengarahkan tembakannya ke Markas Militer Vankurk?!" kata sang Jenderal tersebut, kemudian petugas itu menjawab "Memang tuan, tapi tembakannya meleset sejauh 120Km dan mengenai bagian Utara Kota Anville" Jenderal itu tidak menyangka tembakannya bakal meleset sejauh itu, 120Km memanglah jauh tapi untuk standar Senjata antar planet seperti Planetary Railgun, jarak itu hanyalah sedikit. Jenderal itu kemudian menghampiri wakil Jenderalnya "Ini gawat, SRZ pasti sangat membenci kita sekarang" Kata sang Jenderal kepada wakilnya "Itu tidak apa-apa, kita sudah mengatisipasi kejadian seperti ini, serangan ini mungkin membuat pihak SRZ marah dan mungkin akan menginvasi planet kita dengan terlalu gegabah dan terlalu terburu buru, kita hanya perlu mengalihkan rencana kita ke rencana B" kata sang wakil Jenderal itu. "Baiklah kalau begitu aku perintahkan semua pasukan kita yang ada disana untuk mundur, misi telah selesai" perintah sang Jenderal untuk petugas yang ada disana. Sang jenderal juga memerintahkan yang lain untuk mengantisipasi serangan SRZ dalam 3 minggu kedepan.

3 Minggu setelah serangan NRZ di kota Anville, pihak SRZ pun membalas dengan serangan balasan ke NRZ dengan cara melakukan pendaratan ke planet Northrun Zero, tetapi pihak SRZ terlau terburu-buru dalam menyerang, dan tidak menyiapkan pasukan yang cukup dalam operasi tersebut. Pihak NRZ sudah menduga kedatangan pasukan SRZ dan menyerang mereka sebelum mereka sempat mendarat. Pihak SRZ juga dikejutkan dengan serangan Planetary Railgun ke pasukan mereka saat hendak memasuki atmosfer planet Northrun Zero. Walaupun pada akhirnya pasukan SRZ berhasil mendarat, operasi ini tetap tergolong gagal karena banyaknya pasukan mereka yang gugur semenjak operasi yang pertama.

2 Bulan semenjak operasi Pendaratan....

SRZ Quickbase 1, Northrun Zero. Di markas darurat Quickabse 1 terdapat sebuah Assault Carrier yang bernama Junius yang Dikapteni oleh Aula Giselle, Junius adalah Assault Carrier dengan panjang 410m dengan lebar 256 m (dari ujung sayap ke sayap lain) berkapasitas 7.578 awak kapal, mempunyai dua landasan pacu dan dapat mengangkut hingga 150+ pesawat, tapi karena sedikitnya jumlah pasukan Junius hanya mengangkut 1 squadron yang beranggotakan 10 pesawat. Assault Carrier ini adalah satu satunya Assault Carrier yang tersisa dari kelima Assault Carrier milik SRZ sejak operasi pendaratan ke Northrun Zero, dan supaya pihak SRZ dapat memenangkan perang, Junius diperintahkan kembali ke Markas militer Northbase di Southrun Zero agar dapat diambil datanya dan diproduksi kembali.

"Semuanya! Pastikan semua yang ada di kapal ini siap untuk pergi, cek semua peralatan dan kondisi pesawat, kita harus segera meninggalkan kapal ini" perintah si Giselle sang Kapten Junius, "Kapten! Aku mendeteksi 6 pesawat tidak dikenal datang kearah kita dari jam 9" kata sang Laura sang awak kapal yang bertugas dalam navigasi Junius. "Gawat! Kita bahkan belum siap untuk pergi, Andrew! Segera nyalakan mesin pesawat" perintah Kapten Giselle kepada Andrew, awak kapal yang bertugas dalam mengendalikan Junius. "Baik Kapten!" jawab si Andrew. Pesawat musuh yang terdeteksi tadi merupakan pesawat tempur kiriman NRZ yang ditugaskan mengawasi keadaan Markas SRZ, tapi mereka juga diberi wewenang untuk menyerang hal-hal yang dianggap membahayakan. "Oh jadi itu yang namanya Junius kukira SRZ sudah tidak punya Assault Carrier lagi, hey kapten haruskah kita menyerang mereka?" Tanya sang pilot musuh ke kapten mereka "Jangan, tugas kita hanyalah mengawasi dan melaporkan" jawab sang Kapten itu "Tapi jumlah mereka cuman sedikit, ah lupakan saja, aku akan menyerang mereka" kata sang pilot itu, dia mengabaikan perintah kaptennya dan pergi menyerang. Kapten sang pilot itu menyuruhnya untuk kembali, tapi pilot itu terlalu percaya diri dan sudah bersiap menyerang.

Frigate yang kebetulan bertugas di markas itu melihat keenam pesawat itu mendekati markas. Rasa dendam yang dia simpan semenjak penyerangan kota Anville membuatnya marah kepada keenam pesawat tersebut. Dia pun berlari kepesawatnya dan segera lepas landas. Setelah Frigate lepas landas dia langsung menembakan rudal misilnya kepada salah satu pesawat musuh tersebut. Alarm peringatan misil langsung berbunyi di pesawat musuh itu, pilot yang tidak menyadari datangnya serangan Frigate langsung berteriak "Rudal Misil! Ada misil!" pilot yang lainnya pun terkejut, mereka tidak menyangka masih ada satu pesawat yang masih beroperasi. Salah satu pilot musuh meremehkan serangan Frigate dan berkata "Kalau hanya satu saja aku bisa melawan orang ini" dia pun membelokan pesawatnya kearah Frigate, posisi pesawat Frigate dan dan pesawat musuh itu pun kemudian sejajar saling berhadapan. Frigate membekukan bagian depan pesawatnya dan membuatnya sekeras Kristal, musuh itu kemudian menembakan misil dan pelurunya kepada Frigate, tapi itu tidak berpengaruh apa apa kepada pesawat Frigate. Frigate kemudian menabrakan pesawatnya ke pesawat musuh. Pesawat musuh itu hancur dan meledak sedangkan pesawat Frigate masih utuh berkat dari pembekuan tadi. Pesawat yang tersisa bingung dan tidak percaya oleh apa yang telah mereka lihat.

Salah satu pilot pun berkata "Benoit telah dijatuhkan! Apa pesawat itu baru saja menabrakan pesawatnya ke Benoit?! Tidak mungkin!" Frigate kemudian berteriak dengan marah dan menantang mereka untuk melawannya "Kemari kesini! Lawan aku kau sialan!" es yang dibekukan oleh Frigate tadi pun berubah menjadi kobaran api dan sekarang pesawat Frigate telah diselimuti oleh api merah yang menyala. Melihat hal itu salah satu pilot langsung panic dan berkata "Kapten dia datang kearah kita! Apa-apaan pesawat itu, dia terbakar!" para awak kapal Junius yang melihat kejadian itu langsung melaporkan ke Kaptain Giselle "Kapten lihat itu! Masih ada pesawat yang beroperasi dan dia sedang melawan musuh!" Kapten Giselle yang melihat aksi Frigate langsung terpukau namun juga bingung karena pesawat Frigate yang diselimuti api. Frigate melajukan pesawatnya kearah musuh dan kemudian menembakan dua rudal misil ke pesawat itu dan langsung menghancurkannya, dia kemudian bergerak secepat kilat layaknya petir dan langsung menghancurkan pesawat lain, dan semua itu dilakukan dengan pesawatnya. 3 pesawat yang tersisa langsung panik, Kapten pilot musuh itu memerintahkan untuk pergi mundur dan memproritaskan laporan pengawasannya ke markas. "Kembali kesini kau pengecut!" teriak Frigate selagi mengejar pesawat itu, tapi karena aksi kekuatan es, api dan listrik tadi membuat pesawat Frigate rusak dan menjadi lambat. Kaptain Giselle yang menyadari hal itu langsung memerintahkan awak kapalnya untuk mendekatkan Kapal Junius ke Pesawat Frigate. Junius kemudian membuka gerbang landasannya dan menyuruh Frigate untuk mendarat disitu.

Frigate kemudian mendaratkan Pesawatnya yang rusak ke kapal Junius. Ketika Frigate membuka kokpit dan keluar dari pesawatnya dia langsung disambut tepuk tangan oleh awak kapal yang lain "Anda hebat" "Anda penyelamat!" "Terima kasih sudah menjauhkan mereka dari kapal ini" kata beberapa awak kapal Junius yang bertugas disitu. Frigate tidak tahu harus berkata apa dan hanya bisa membalas dengan terima kasih. Kemudian Frigate didatangi oleh salah satu petugas yang ada disitu, dia mengatakan kalau Frigate diperintahkan untuk pergi ke pusat kendali kapal Junius untuk menghadapi kapten Giselle. Frigate pun menerima perintah itu dan pergi ke pusat kendali. Ketika dia disana dia melihat ekspresi yang sama dengan di landasan tadi, ekspresi terkejut dan terpukau. Dia kemudian disambut dengan wanita tinggi, berambut pirang dan berpakaian rapi berpangkat tinggi dan itu adalah kapten Giselle. "Selamat datang di Junius, aku Aula Giselle, kapten Assault Carrier ini" kata sang Kapten ke Frigate sembari berjabat tangan "Aku Lowa Frigate, tergabung dalam Squadron Mirage, penerbang ke 12 dan satu satunya yang tersisa dari Mirage Squadron."

Setelah berjabat tangan Kaptain Giselle memperkenalkan Frigate ke awak kapal lain di pusat kendali. Ada Andrew yang bertugas dalam Mesin dan pengendalian pesawat, ada Robin yang bertugas dalam Persenjataan Junius, dan ada Laura yang bertugas dalam Navigasi Junius dan lainnya. Laura kemudian bertanya kepada Frigate "Hey Frigate apakah kau seorang Ulti? Bisakah kau mengeluarkan kekuatan itu lagi?" Frigate mengatakan kepada Laura kalau dia tidak tahu, kekuatannya hanya muncul ketika terdapat musuh disekitarnya. Ulti adalah sebutan bagi orang yang dapat mengendalikan kekuatan elemen. Kekuatan elemen ini terjadi karena kandungan mutasi di Planet Southrun Zero dan Northrun Zero yang sangat tinggi. Tetapi penduduk kedua planet telah beradaptasi untuk mengendalikan mutasi itu menjadi kekuatan elemen, tetapi ini satu satunya ada seseorang yang dapat menggabungkan kekuatan elemennya ke sebuah kendaraan seperti pesawat layaknya Frigate.

"Jadi apa rencana kalian?" Tanya Frigate ke Kapten Giselle. "Pusat pemerintahan memerintahkan kita untuk kembali ke Markas Northbase di Southrun Zero, tapi persedian kita sedikit jadi kita harus mengisi daya kembali di Quickbase 2, 400 km dari sini, lalu kita bisa terbang pergi ke Northbase" kata sang Kapten Giselle menjelaskan rencananya ke Frigate. Frigate terpaksa ikut dengan Junius karena Frigate juga tidak mau terjebak di Planet Northrun Zero. "Kalau begitu mohon bantuannya tuan Frigate" kata kapten Giselle kepada Frigate.

Sementara itu di Markas Militer Khatulistiwa NRZ…..

Seorang Kapten Assault Carrier Azrael bernama Mattio Renvil dipanggil seorang Jenderal ke ruangannya untuk diberi tugas baru. "Masuklah Renvil, aku punya tugas untukmu" perintah sang Jenderal. "Pesawat milik kita baru saja kembali dengan laporan pengawasan terbaru, ternyata SRZ masih punya satu Assault Carrier. Kalau kapal itu berhasil kembali ke Markas mereka di Northbase, ini bisa bahaya" kata sang Jenderal itu. "Kapal itu hanya satu kan? Harusnya mudah saja menghentikan mereka" kata Renvil kepada Jenderal itu. Jenderal itu kemudian berkata "Tapi Renvil, ada satu hal yang tidak biasa, ada salah satu pilot yang dapat menggabungkan kekuatan elemennya dengan pesawatnya. "Apa? Itu tidak mungkin, itu mungkin hanya rumor saja" kata Renvil kepada Jenderal. Sang Jenderal juga tidak yakin dengan berita itu tapi dia meminta Renvil untuk lebih berhati hati. "Bawalah Azrael dan Raven Squadron denganmu, kalianlah ahlinya menjatuhkan pasukan penerbang" perintah Jenderal kepada Renvil. Azrael adalah Assault Carrier buatan NRZ, walaupun ukurannya lebih kecil dibanding Junius, kapal Azrael lebih cepat dibanding Assault Carrier lainnya, dan cocok dalam misi pengejaran.