Chereads / Ade, Gebetanku / Chapter 4 - Bagian 3

Chapter 4 - Bagian 3

Setiap pergi kesekolah kami naik bis sekolah, kadang-kadang Bunda mengantar kami ke sekolah pakai mobil kalau Bunda lagi off atau pergi kerja siang hari,

kalau pulang sekolah kadang-kadang kak Bella suka menjemputku, kadang-kadang aku pulang sendiri

karena kak Bella ada pelajaran tambahan atau bimbel di sekolah.

Hari ini aku lagi nunggu kakakku didepan gerbang sekolah tapi sudah satu jam lebih, batang hidungnya

belum kelihatan juga.

"sebel, kesel" aku memonyongkan bibirku.

"kenapa jam segini belum datang juga, teman-temanku sudah pada pulang semua" aku bicara pada diriku

sendiri sambil melihat jam dipergelangan tanganku.

"mau telpon tapi nggak ada hp (belum diizinkan memegang hp sendiri) padahal teman-temanku sudah

punya hp sendiri" hatiku bersedih

lalu tiba-tiba "ting" lampu diatas kepalaku menyala

"aha! gimana kalo aku pergi aja kesekolahnya kak Bella, siapa tahu dia masih disekolah" aku jalan kaki kesekolah kak Bella sambil makan tahu yang aku beli dikaki lima, hitung-hitung olahraga biar

badan sehat sesampainya disekolah kak Bella aku langsung masuk kehalaman sekolahnya.

"wah besar dan luas sekali sekolahnya" sambil terkagum-kagum melihat sekolahnya. Beberapa anak SMA senyum-senyum melihat

tingkahku.

aku berjalan dilorong sekolah mencari-cari kak Bella, sementara aku mencarinya tiba-tiba aku melihat ada

beberapa anak yang sedang bermain bola dilapangan. Lapangan itu dikelilingi pagar berkawat. Aku segera

berlari menuju ketempat itu dan melihat anak-anak SMA yang lagi main bola dari luarpagar. Sementara aku

sedang asyik-asyiknya nonton mereka mainbola. Tiba-tiba bola itu dengan cepatnya mengenai mukaku

(sebenarnya bola itu mengenai pagar berkawat) untungnya aku berada diluar pagar berkawat kalo tidak

kepalaku sudah diganti dengan bola, karena kejadian itu aku sempat kaget, shock dan jatuh lemas, sementara aku masih duduk ditanah. Datanglah anak laki-laki menghampiriku.

"Ade kamu tidak apa-apa?" kata laki-laki itu

akupun langsung mengangkat kepalaku, lalu kulihat dia dari atas kepala sampai kebawah kaki

lalu kulihat matanya. Dia pun tersenyum.

"Aku tidak apa-apa" kataku

"maaf kalau bola tadi mengenai kamu" kata anak laki-laki itu

"aku maafin, lagi pula aku ada diluar pagar dan bolanya mengenai pagar berkawat dari dalam" aku

menjelaskannya kepada anak laki-laki itu dan dia menganggukkan kepalanya

"eh biar aku bantu kamu berdiri kata anak laki-laki itu" sambil mengulurkan tangannya kearahku. Akupun memegang tangannya, aku berdiri dan "hap" kepalaku berada didadanya. Ternyata dia lebih tinggi sedikit

dari aku.

Aku mencium bau tubuhnya yang berkeringat, kepalaku terasa pusing dan aku pun pingsan dipelukannya.