Setiap pergi kesekolah kami naik bis sekolah, kadang-kadang Bunda mengantar kami ke sekolah pakai mobil kalau Bunda lagi off atau pergi kerja siang hari,
kalau pulang sekolah kadang-kadang kak Bella suka menjemputku, kadang-kadang aku pulang sendiri
karena kak Bella ada pelajaran tambahan atau bimbel di sekolah.
Hari ini aku lagi nunggu kakakku didepan gerbang sekolah tapi sudah satu jam lebih, batang hidungnya
belum kelihatan juga.
"sebel, kesel" aku memonyongkan bibirku.
"kenapa jam segini belum datang juga, teman-temanku sudah pada pulang semua" aku bicara pada diriku
sendiri sambil melihat jam dipergelangan tanganku.
"mau telpon tapi nggak ada hp (belum diizinkan memegang hp sendiri) padahal teman-temanku sudah
punya hp sendiri" hatiku bersedih
lalu tiba-tiba "ting" lampu diatas kepalaku menyala
"aha! gimana kalo aku pergi aja kesekolahnya kak Bella, siapa tahu dia masih disekolah" aku jalan kaki kesekolah kak Bella sambil makan tahu yang aku beli dikaki lima, hitung-hitung olahraga biar
badan sehat sesampainya disekolah kak Bella aku langsung masuk kehalaman sekolahnya.
"wah besar dan luas sekali sekolahnya" sambil terkagum-kagum melihat sekolahnya. Beberapa anak SMA senyum-senyum melihat
tingkahku.
aku berjalan dilorong sekolah mencari-cari kak Bella, sementara aku mencarinya tiba-tiba aku melihat ada
beberapa anak yang sedang bermain bola dilapangan. Lapangan itu dikelilingi pagar berkawat. Aku segera
berlari menuju ketempat itu dan melihat anak-anak SMA yang lagi main bola dari luarpagar. Sementara aku
sedang asyik-asyiknya nonton mereka mainbola. Tiba-tiba bola itu dengan cepatnya mengenai mukaku
(sebenarnya bola itu mengenai pagar berkawat) untungnya aku berada diluar pagar berkawat kalo tidak
kepalaku sudah diganti dengan bola, karena kejadian itu aku sempat kaget, shock dan jatuh lemas, sementara aku masih duduk ditanah. Datanglah anak laki-laki menghampiriku.
"Ade kamu tidak apa-apa?" kata laki-laki itu
akupun langsung mengangkat kepalaku, lalu kulihat dia dari atas kepala sampai kebawah kaki
lalu kulihat matanya. Dia pun tersenyum.
"Aku tidak apa-apa" kataku
"maaf kalau bola tadi mengenai kamu" kata anak laki-laki itu
"aku maafin, lagi pula aku ada diluar pagar dan bolanya mengenai pagar berkawat dari dalam" aku
menjelaskannya kepada anak laki-laki itu dan dia menganggukkan kepalanya
"eh biar aku bantu kamu berdiri kata anak laki-laki itu" sambil mengulurkan tangannya kearahku. Akupun memegang tangannya, aku berdiri dan "hap" kepalaku berada didadanya. Ternyata dia lebih tinggi sedikit
dari aku.
Aku mencium bau tubuhnya yang berkeringat, kepalaku terasa pusing dan aku pun pingsan dipelukannya.