Chereads / GUDANG BERDARAH / Chapter 2 - ARWAH PENASARAN

Chapter 2 - ARWAH PENASARAN

Jiwa penasaran seakan-akan menghantui mereka berdua. Pada pagi yang cerah, mereka melakukan kegiatan rutin mereka, yaitu olahraga. Berhubung sekolah mereka melakukan pelajaran dari rumah, karena ada kegiatan renovasi total, mereka pun ingin menghabiskan waktu dengan belajar sambil bermain.

" Kak kok aku masih kepikiran ya, masalah yang kemarin?!" tanya Neha.

" iya juga dek', kyak ada yang aneh gitu" jawab Nesy.

Sembari mereka olahraga, mereka juga masih memikirkan hal kemarin. Sesudah kejadian itu, mereka bukanya kapok, tapi mereka malah ingin mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Nesy membuat kesepakatan lagi untuk datang ke gudang itu sore hari.

"dek' yok nanti kita ke gudang itu lagi?" ajakan Nesy.

"hemmm, iya kak ayok" jawab ragu Neha.

Hari sudah semakin sore, mereka bersiap-siap untuk kesepakatan tadi. Mereka pun memberi alasan ke mama mereka.

"maaa!! kita mau pergi dulu ya!!!" sorak mereka.

"ehhhh mau pergi ke mana???" jawab mama.

"kerja kelompok maa!!" serak mereka.

"oh iya hati-hati ya nak!!!!" jawab mama.

Sesudah ber alasan mereka pun berjalan menuju ke gudang itu, dengan sangat waspada dan mereka merasa tidak nyaman, karena aurah negatif yang sangat kuat membuat mereka berkeringat dingin dan membuat mereka jadi merinding. Maskipun begitu mereka tetap melanjutkan perjalanan ke gudang tersebut.

Saat di perjalanan, mereka melihat seorang nenek tua yang rumahnya kebetulan ada di belakang gudang tersebut. Mereka kemudian menghampirinya dengan rasa penasaran, karena mereka baru tau jika di belakang gudang tersebut ada rumah.

"assalamualaikum nek, boleh kami bertanya?" tanya Neha.

"waalaikumsalam boleh cu, mau tanya ap?" jawab nenek.

Mereka pun bertanya tentang masa lalu gudang itu ke nenek tua tersebut. Tetapi anehnya, nenek itu tidak tau akan masa lalu gudang itu .

Beberapa saat berlalu, mereka masih berbincang-bincang dengan nenek itu di depan gudang tua itu. Perbincangan itu berlanjut sampai hari pun mulai malam.

Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, tetapi mereka blm mendapatkan keterangan yang jelas dari nenek itu tadi. Di masa mereka bicara dengan nenek tersebut , Nesy memperhatikan wajah nenek tersebut sangatlah pucat dan hawa badan nya dingin, tetapi hal itu ia hiraukan.

Saat di pertengahan jalan, mereka melihat nenek itu juga pulang, tetapi dari jarak jauh nenek itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak, dan di pikiran mereka hanya memikirkan apakah itu tadi manusia ataukah bukan. Mereka mulai memberanikan diri untuk tidak takut.

Tetapi saat mereka melanjutkan perjalanan...

"ssshzaa!!!!!" suara aneh.

"Aaaaaaaaaaa!!!! " seru mereka berdua.

"menjauh kau dari ku!!!!!" teriak Nesy.

Tiba-tiba kaki Neha di tarik oleh tangan hitam yang berkuku panjang, sontak Nesy juga ikut tertarik tangan hitam itu mengikuti Neha. Mereka pingsan dan tidak sadarkan diri.

Keesokannya, mereka siuman dan aneh nya mereka sudah terbaring di tempat tidur mereka. Mama nya pun menghampiri nya, dan bertanya,

"kalian kemarin malam kenapa tidur di luar rumah??" tanya mama.

"loh ma!, bukanya kami kemarin masih di jalan???" jawab Nesy dengan heran dan alasan supaya namanya tidak tau kalau mereka habis dari gudang.

Tetapi kata mama, mereka pingsan di depan rumah dengan keadaan kaki Neha yang berdarah seperti bekas cakaran.

"apa!!!!! cakaran!!!!!" sorak mereka.

Ternyata pas Nesy melihat kaki Neha memang itu benar, ada bekas cakaran.

Rasa penasaran semakin besar terhadap gudang itu.