15 menit sebelumnya.
Zefa sempat berhenti sejenak sebelum ia melanjutkan perjalannya mencari pot yang sama. Gadis itu berhenti di depan ruang osis, potongan memori masa lalu mulai terbuka kembali saat kedua maniknya menatap kearah CCTV yanh terpasang di pojok atas koridor.
"Aku merasa kalau kedua masalah ini saling berkaitan," firasatnya. "Biarlah apapun yang terjadi aku akan menemukan pelaku kejahatan itu."
Suara panggilan yang memanggil namanya membuat lamunan Zefa buyar, ia mengangkat kepalanya dan melihat sosok pria dengan raut wajah masam tengah menatapnya dengan sinis.
"Nathan." Zefa beranjak dari tempat duduknya ketika melihat Nathan berdiri tepat di depannya, ia segera menyalakan layar ponselnya dan memperlihatkan potret yang di gawainya sedangkan wajahnya menoleh kearah Nathan. "Lihat ini."
"Ini kan...."
"Ya, foto yang aku ambil tadi ta–"
"Apa kau buta?" tanya Nathan yang terdengar menyindir Zefa.