Zefa mengangguk serta sebuah Kernyitan di dahinya mulai nampak. Dia memiringkan tubuhnya untuk melihat Audra, wajah puncak serta sebuah luka terlukis jelas di wajah juniornya. Entah sejak kapan Zefa memiliki sifat simpati seperti ini hingga membuatnya marah dan tidak terima atas perlakukan para perundung itu. "Kau tidak perlu khawatir, kau bisa menceritakan masalahmu ke kami."
Audra mengangkat kepalanya dan menoleh kearah Zefa, ketika melihat gadis itu mengulas senyumnya Audra juga tersenyum. "Te-terima kasih."
"Tentu, sebaiknya aku beli minum dulu."
Disaat Zefa hendak beranjak dari tempat duduknya, Joshua menggenggam pergelangan tangan gadis itu seraya berkata, "Kau disini saja biar aku yang pergi."
"Tapi–"
"Kau disini saja, temani Audra." Joshua berdiri dan berjalan pergi meninggalkan kekasihnya dengan Audra berdua.
