Zefa tidak dapat menahan air matanya ketika mendengar cerita dari Ibu Maria yang menceritakan apa saja yang telah putrinya lakukan selama dua minggu ini, wanita paruh baya itu benar-benar menutup pintu rumahnya karena tidak ingin melihat putrinya semakin trauma karena pertanyaan yang akan di lontarkan orang-orang jika mereka mengetahui kondisi dari Maria.
Air mata mengalir deras di pipi Zefa, dengan kasar dia mengusap pipinya yang telah basah serta meremat tangan. 'Tidak diragukan lagi, mereka selalu menyalahkan korban, mereka selalu berkomentar mengenai baju yang di kenakan dan sebagainya tanpa mau membuka mata dan melihat, disini korbanlah yang paling menderita'
Ibu Maria memeluk putrinya dengan sangat erat. "Dia bahkan tidak mau keluar kamar, hanya sekedar mengambil makan dia tidak mau sebab bayangan yang menyakitkan itu selalu teringat di pikirannya."