Chereads / Takdir dan Kebahagiaan / Chapter 63 - Penjaga Takdir Kedua

Chapter 63 - Penjaga Takdir Kedua

=DIMENSI 1025=

---× Okino Kazura ×---

Hei, kalian pasti pernah mendengar namaku. Okino Kazura. Jika tidak pernah, kalian belum tahu kisah sebenarnya yang terjadi. Aku bukanlah tokoh utama, lebih tepatnya, aku tidak memilih menjadi tokoh utama. Aku memilih untuk menjalani kehidupan normal ku di dimensi 1025 ini. Fate Keeper, aku dulunya ditakdirkan untuk menjadi penjaga. Namun jiwa pengecut tumbuh di hati ini, tekanan yang aku hadapi sebagai penjaga takdir itu bukan main main. Sesekali membunuh anak kecil, sesekali juga membunuh orang tua yang sekarat. Tapi setelah ratusan dimensi aku lewati, akhirnya aku sadar. Mengapa penjaga takdir yang pertama berkhianat dari Sang Penulis.

Sekali, aku tidak merasakan apapun, sepuluh kali, aku mulai bosan. Dua puluh kali, aku mulai merasakan hal aneh di hati. Empat puluh kali, aku menyadari sesuatu, enam puluh kali, aku menahan tanganku. Sembilan puluh kali, aku mengurungkan niatku. Dan akhirnya, saat menjalani misi untuk membunuh penyihir bulan yang ke seratus satu, aku tidak bisa menahannya. Aku kabur dari kenyataan, dan bersembunyi dari tanggung jawab. Mencuri identitas laki laki bernama Okino Kazura. Anak SMA yang tidak bisa apa apa, tidak bertanggung jawab. Sungguh kebetulan sekali, karena diriku juga seperti ini.

Menjalani kehidupan normal, dan membuang semua pikiran tentang masa laluku yang tak pernah ada. Rambut hitam panjang ku potong, dan diriku yang baru pun lahir. Okino Kazura, Remaja SMA yang siap menjalani takdirnya. Tujuh tahun berlalu, aku bekerja sebagai guru di SMA Asakura. Ya walau sekolah ini bukan yang terbaik di pulau Natsu. Akan tetapi aku menikmatinya, melihat para remaja bertumbuh dan menjadi orang yang lebih baik. Kebahagiaan mereka di tahun pertama, permasalahan mereka di tahun kedua, dan perpisahan di tahun ketiga.

Waktu memang kejam, namun terkadang terdapat keindahan dibalik api neraka itu. Aku bertemu perempuan bernama Mirai Ai, kakak dari salah satu siswa yang aku didik. Kepribadiannya yang lembut, wajah polos, dan sifat yang selalu penasaran. Rambut pirang yang menjalar ke segala arah bantal. Nafas lembut yang terdengar tipis. Manik mata biru memandang padaku, diiringi senyuman pelangi nan indah itu. Menghabiskan setiap malam di satu ranjang, kami memiliki tradisi yang tak terlupakan.

"Pagi Kazu!" Nada indah menari di hatiku. Menghapuskan segala kenangan buruk yang pernah aku alami.

Kebiasaan sederhana yang kami lakukan setiap pagi, membuka mata, selalu berhadapan. Saling menatap satu sama lain, dan tetap pada tempatnya sebelum pasangan hidup kami bangun.

"Pagi Ai!" Aku mengusap rambut singa nya itu lalu terduduk di kasur yang cukup besar dan nyaman ini.

Di pojok ruangan bisa terlihat, masih terpajang helm Fate Keeper di sana. Tertulis nomor 25 di bagian belakang topeng besi warna putih itu. Aku masih menyimpan kaleng sampah dari Sang Penulis, karena aku tahu sesuatu besar pasti akan terjadi. Dalam diam aku bekerja memodifikasi teknologi yang diberikan oleh Sang Penulis. Menggabungkannya denhan peralatan yang bisa aku temukan di sini.

Hasil akhir dari eksperimenku terdapat di sisi kiri ranjang ini. Sebuah meja, dan layar komputer yang terhubung dengan kedua sarung tangan besi berteknologi tinggi dari Sang Penulis. Alat itu aku sebut, 'The Eyes'. Fungsi dari komputer itu adalah untuk mendeteksi kegiatan di seluruh alam semesta ini. Aku selalu waspada terhadap setiap gerak gerik dari Sang Penulis. Karena aku tahu, dia memiliki satu tujuan. Mengapa ia ingin membunuh Penyihir Bulan. Jika dia ingin semua ini berhenti, dia pasti akan lakukan dari awal. Dia hanya tinggal menghapuskan nama Penyihir bulan dari buku takdirnya. Dan ini semua akan berakhir. Diriku yang lain tak seharusnya menderita, lalu mati di tangan diriku yang lainnya.

Angka Fate Keeper berhenti di 31, Sang Penulis berhenti menciptakan Penjaga Takdir yang baru. Hal ini menimbulkan kecurigaan yang matang di pikiran ini. Kesimpulan yang dapat aku ambil dari pengamatan ku selama ini ialah, Sang penulis tidak benar benar ingin melindungi semesta yang ia ciptakan. Ia membuat semua ini untuk tujuan yang masih belum aku ketahui. Namun yang pasti, Fate Keeper adalah tokoh utama yang Sang Penulis kembangkan. Karena Fate Keeper generasi selanjutnya selalu lebih kuat dari yang sebelumnya. Kepala ini cukup dibuat pusing karena pola rencana Dewa pulpen itu sangat sulit dibaca. Bukan hanya Fate Keeper, Penyihir Bulan juga mengalami perkembangan pesat dalam kekuatannya. Semakin banyak kehidupan yang ia lalui, maka semakin kuat kekuatan sihirnya.

Dari pengamatan dan pemikiran otak kecilku ini. Aku tahu, bahwa semua semesta ini diciptakan hanya untuk Penyihir Bulan. Untuk mengasah kekuatan sihirnya, dan membuatnya menjadi senjata yang sangat mematikan.

Dengan berhentinya penciptaan Fate Keeper, itu artinya sang penulis akan mengeluarkan kartu As yang ia siapkan. Assasin, makhluk ini diciptakan dengan kemampuan yang hampir mirip dengan Fate Keeper. Namun tak memiliki batasan, tak memiliki kepribadian, tak memiliki perasaan, dan tak punya rasa kemanusiaaan. Hunter, badut gila yang dikirim ke dimensi 904, dimana Natsuki berada. Dia adalah salah satu Assassin ciptaan Sang Penulis.