POV Anaya.
Aku membuka mata saat Adzan subuh berkumandang. Aku bergegas bangun untuk segera melakukan ritual mandi besarku pagi ini. Rasanya aku baru memejamkan mata sekejap saja. Namun panggilan Allah sudah menantiku.
Segala kenikmatan dan kebahagiaan yang sekarang ini aku dapatkan adalah dari Allah. Mana mungkin aku tidak mensyukurinya. Untuk itu aku segera bangun dan segera melaksanakan panggilannya.
Aku menutup wajahku saat mengingat semalam aku yang lebih dulu memulai genderang perang dengan suamiku. Malu. Sudah pasti. Tapi bukankah jika wanita yang meminta dulu juga akan mendapatkan ladang pahala?
Saat aku mengangkat kedua tanganku hendak mengucap takbir, aku di kejutkan suara Ardhan yang menepuk bahuku.
" Ada imam kok mau sholat sendiri, Chagi," tegur Ardhan membuatku menepuk jidat sendiri. Bagaimana bisa aku melupakan aku punya imam sholat sekarang?