Chereads / Cinta Yang Belum Kelar / Chapter 8 - What Happen?

Chapter 8 - What Happen?

Mentari kembali hadir menerangi bumi. Langit cerah menggantikan gelap malam yang menemani istirahat setiap insan. Kokok ayam membangunkan seluruh alam, memberitakan bahwa pagi telah datang.

Tetesan embun menguap berganti hangatnya mentari setelah berselimut dingin. Assalamualaikum pagi, selamat datang pagi. Karena pagi pun perlu untuk disapa, berharap hari ini kan bersahabat seperti hari-hari sebelumnya.

Ardhan bersiap ke sekolah bersama Ahsan. Anak kecil itu bingung melihat tingkah laku kakaknya yang sangat bersemangat ke sekolah. Tadi pun Ahsan hampir telat bangun jika kakaknya yang biasanya usil itu tidak membangunkannya.

Namun, anehnya hari ini tidak ada drama dari kakaknya yang selalu meneriakinya saat membangunkannya tadi. Ahsan melihat kakaknya yang bersiap-siap sambil tersenyum. Merapikan kembali seragamnya berulang kali. Padahal seragam itu tak akan ada bedanya dari kemarin.

Ahsan merasa senang kakaknya itu seperti orang yang sedang bahagia. Tapi Ahsan bingung, ini tidak seperti kakak nya yang biasanya.

"Kak? Kakak kenapa senyum-senyum terus dari tadi?" tanya Ahsan penasaran.

"Emang gak boleh gitu kakak seneng? Kamu maunya kakak marah-marah terus? Gitu?" Lagi. Anehnya Ardhan berkata dengan terus memasang senyum di wajahnya. Padahal biasanya jika Ahsan usil, Kakaknya itu akan mulai marah dan kesal padanya.

Adiknya hanya geleng-geleng kepala, tak mengerti dengan kakaknya. Tapi anak itu hanya mengikuti kakaknya keluar rumah untuk segera berkendara menuju sekolah. Kakak adik itu segera menyalami orang tuanya, dan segera berangkat ke sekolah.

Sepanjang jalan Ardhan bersenandung ceria. Bersiul, bernyanyi, seolah sedang menjadi anak band. Tak hiraukan adiknya yang di belakang terheran dengan Ardhan yang aneh sejak tadi dirumah. Sesampainya di sekolah Ahsan, Ardhan turun sebentar memarkirkan sepeda. Dia hanya memastikan bahwa adiknya benar-benar masuk ke dalam kelas dengan selamat. Biasanya mah, cuma dilihat saja dari jauh, dari depan gerbang sekolah.

Wah! Perubahan yang sangat drastis sekali buat Ardhan. Saking senangnya bisa jadian sama sang pujaan hati, semuanya dilakukan dengan semangat oleh Ardhan. Dari bangun pagi sampai mau ke sekolah dirinya sangat bersemangat untuk menjalani hari.

Padahal, jika kita menyambut hari dengan penuh semangat setiap hari, maka hari-hari pun akan selalu memberikan hal terbaik pada kita semua.

Cinta merubah seseorang menjadi orang yang lebih positif itu lebih baik. Tapi yang jadi masalah adalah jika karena cinta membuat seseorang jadi negatif, itu sangat merugikan.

Untung saja, kali ini cinta bagi Ardhan bisa merubahnya ke hal yang lebih positif. Baginya sekarang cinta adalah penyemangat menjalani hari, penyemangat belajar, dan untuk menjalani semua kedepannya. Ardhan merasa beruntung dan begitu bersyukur Allah mempertemukannya dengan gadis cantik yang baik hati dan selalu membuat harinya berwarna.

Ardhan memacu roda duanya menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, ia segera memarkirkan sepedanya. Dengan sedikit berkaca di spion, ia merapikan rambutnya yang berantakan karena memakai helm. Bak seorang yang mau melamar pekerjaan, segalanya dirapikan. Takut kalau-kalau ada sesuatu yang tak sedap dipandang mata.

Ardhan segera beranjak dari tempatnya menuju kelas. Belum sampai kelas langkah Ardhan terhenti saat melihat dari jauh sang pujaan hati sedang menghampirinya. Lihatlah gadisnya begitu ceria. Membuat dunia siapa saja ikut bahagia merasakannya.

Melihat senyum Anaya saja sudah menularkan senyum semringah bagi Ardhan. Gadisnya melambaikan tangan serta berlari menghampiri Ardhan. Ia pun membalas lambaian tangan manis Anaya.

"Selamat pagi, pacar," sapa Anaya dengan membisikan kata pacar saat sudah berada disamping Ardhan. Manis sekali bagi Ardhan. Seketika hati Ardhan melambung tinggi, ikut terbang bersama burung-burung yang bebas diatas awan. Merasakan seperti banyak kupu-kupu terbang disekelilingnya seraya mengucapakan selamat untuk hari yang indah bersama Pacar.

"Pagi juga, pacar." Ardhan membalas dengan juga membisikkan kata 'pacar' pada Anaya.

Keduanya bertingkah seperti anak kecil yang malu-malu. Senyum mereka hilang saat terdengar suara lain menyapa mereka.

"Eheemmm eheeemmm. Uhuk uuhhuukk..!!! " sindir Doni disamping Ardhan yang melihat kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu. Ardhan terkejut dengan suara Doni yang Ardhan yakin itu hanya dibuat-buat.

"Ada yang mau traktiran nih kayaknya," kekeh Doni dengan tawa yang ditahan.

"Awas kalo lo ember, Don. Abis lo!" ancam Ardhan dingin. Doni tertawa dibuatnya.

"Jangan galak-galak atuh, Dhan. Serem tau! Gak malu lo sama pacar baru?" ledek Doni masih dengan terkekeh geli. Anaya merasa malu dibuatnya. Ardhan menatap Anaya yang memerah pipinya.

"Nay, aku masuk dulu yah. Kamu juga masuk kelas gih. Bentar lagi bel masuk," perintah Ardhan halus. Anaya hanya mengangguk sambil tersenyum. Ah senyum itu, Ardhan suka sekali. Rasanya tiap detik Ardhan selalu ingin melihatnya.

Mereka masuk kelas masing-masing. Memulai pelajaran tiap kelas masing-masing yang berbeda. Meski sedang jatuh cinta Ardhan tak ingin hilang fokusnya pada belajar. Prestasi harus tetap diraih. Meski cinta telah bersemi, Ardhan harus tetap meraih prestasi.

Pelajaran telah usai. Ardhan belajar dengan baik. Tak ada yang berubah tentang pemahaman belajar Ardhan meski sekarang dia sedang di mabuk asmara. Ini cinta pertamanya. Wajar jika rasanya seperti permen gulali yang terasa manis. Ardhan belum tahu bagaimana kedepannya. Hanya saja dia ingin menjalani hari-hari yang menyenangkan kedepannya dengan sebaik mungkin.

Menghabiskan waktu bersama pujaan hatinya dengan semua hal yang positif. Seperti nanti sore mereka berjanji akan belajar bersama di toko buku atau di warung sambil makan dan sambil membahas pelajaran yang mungkin diperlukan.

Anaya juga jenis gadis yang mudah menyerap pembelajaran. Mudah mengerti. Dan bukan tipe gadis yang sok tahu atau sok pintar meski dia sudah bisa. Ardhan keluar kelas menuju kantin. Tak sabar untuk menemui pujaan hatinya yang sudah temu janji saat istirahat di kantin.

Ancaman Ardhan pada Doni ternyata tidak berlaku. Buktinya, sekarang seantero sekolah sudah tahu kabar bahwa Sang Bintang sekolah Ardhan Cahyo Aji pamungkas sudah mengubah status jomblonya menjadi Kekasih Anaya Paramitha.

Lihatlah sekarang! Sepanjang perjalan menuju kantin untuk menemui Anaya, semua anak- anak berbisik menatap Ardhan.

Ada pula para gadis yang menampakkan wajah kecewanya karena ternyata Ardhan sudah menemukan pujaan hatinya. Karena memang banyak para gadis yang meng elu-elukan Ardhan, menyematkan gelar cowok tertampan, pintar dan Baik hati itu. Dan menjadikannya dalam daftar Cowok idaman bagi mereka.

Ardhan tak menghiraukan pandangan-pandangan yang menurut Ardhan itu aneh.Tapi tiba-tiba Doni berlari menubruk Ardhan hingga terhuyung ke belakang. Untung saja Ardhan bisa menahan beban berat Doni sehingga tidak jatuh.

"Lo bisa jalan gak si, Don!" Teriak Ardhan kesal.

"Dhan, gawat!!! Anaya..hah. hah. hah.. Anaya di keroyok geng cewek..hah hah hah," terang Doni dengan nafas ngos-ngosan.

"What?! Di keroyok gimana, Don?!" Sontak Ardhan kaget menerima laporan dari Doni.

"Buruan Dhan. Gue liat Anaya ditampar tadi," jelas Doni masih dengan nafas yang tak beraturan. Ardhan segera berlari menyusul Anaya. Entah apa yang terjadi, Ardhan ingin memastikannya sendiri.

"Anaya..!!!" teriak Ardhan.

TBC