Pov Anaya.
Aku membuka kasar pintu mobil Rendra. Sungguh hatiku benar-benar panas mendengar penuturan Rendra tadi. Ucapan yang membuat hatiku menjadi bertanya-tanya. Mungkinkah benar Ardhan tak secinta itu padaku? Mungkinkah cinta Ardhan tak sebesar aku mencintainya?
Perasaan ini benar-benar membuatku ingin meledak rasanya. Aku sangat membenci perasaan mencurigai seperti ini. Tapi perkataan Rendra berhasil menghipnotis hatiku untuk menanyakan ini pada Ardhan.
" Anaya berhenti!" Rendra berteriak mencegahku pergi. Tapi aku tak menghiraukannya.
" Anaya kembali!!!" teriaknya lagi. Lalu aku hendak menyeberang jalanan yang tepat saat itu ada mobil yang melaju kearahku.
" Anaya awas !!!" Pikiranku yang sudah kalut bertambah rasa pening di kepalaku membuat aku tak fokus dan tak melihat situasi jalan. Aku terkejut saat mobil mendekat ke arahku. Aku melotot tak percaya, tapi bibirku kelu untuk berteriak apalagi bersuara.
Brruuukkk... !!!