Gilang menunggu Caca di kamarnya. Dokter sudah selesai memeriksanya. Ia sendiri yang mengganti kompres Caca beberapa kali.
" Panasnya masih tinggi. Caca, sayang. Kamu kenapa bisa sakit begini, Nak. Jangan buat Papa khawatir," lirih Gilang menggenggam jemari tangan Caca.
Gadis kecil sepuluh tahun itu masih terus memejamkan matanya. Membuat Gilang semakin merasa khawatir dengan keadaan putri satu-satunya itu.
Hari semakin larut. Karena lelah, Gilang tertidur selagi menjaga putrinya yang sakit. Tanpa memedulikan dirinya yang belum makan. Serta tubuhnya yang lelah bekerja seharian.
______CYBK_______
Waktu Sahur telah usai serta Subuh pun telah berlalu. Matahari juga telah menampakkan wajahnya menyinari bumi.
Semalam Rendra tak bisa tidur karena merasa bersalah pada Gilang. Usai mengantarkan Anaya dan Ardhan ke rumah Barata, awalnya Rendra ingin mampir sebentar ke rumah Gilang.