Bug!!!
Aku memukul wajahnya dan membekas merah di sana.
" Dhan! Stop. Kendalikan amarahmu. Sebaiknya jangan kamu hakimi sendiri. Biar aku panggilkan polisi," ucap Gilang dan aku menghela nafas panjang.
" Astaghfirulloh!" ucapku keras. Karena hampir saja aku lepas kendali dan tak dapat mengontrol emosi.
Gilang sudah menghubungi Polisi dan kami membawa lelaki itu kembali ke Toko. Aku mengikat lelaki itu lebih dulu agar tidak kabur.
Setelahnya aku memanggil para karyawan untuk berkumpul.
Aku berjalan mondar mandir di depan ketiga karyawanku. Sungguh hatiku benar-benar sedang dipenuhi emosi saat ini. Rasanya ingin meluapkan amarah ini.
" Kalian lihat kan? Penyusup in bisa masuk, karena di depan, di kasir kosong tak ada orang. Sehingga memudahkan dia masuk ke belakang, ke gudang penyimpanan! Apa kalian sering meninggalkan toko bagian depan, sehingga memudahkan penyusup masuk dengan mudah? iya?" ucapku dengan nada sedikit tinggi karena emosi dalam hati.