" Kenapa?" tanya Anaya.
" Bukankah lebih cepat memberi tahukan keadaanmu sekarang. Agar Doni memberi tahu Mamanya kalau kamu sudah hamil. Pasti Mamanya Doni gak akan jadi mencarikan istri lagi untuk Doni," kata Anaya.
Dina menggeleng lemah. Wajahnya tak lagi menyiratkan bahagia seperti tadi ia mendengar kabar bahwa dirinya hamil.
" Kenapa, Din?" tanya Anaya.
" Hari ini, saat aku meninggalkan Doni tadi, ia sudah pergi bersama Mamanya. Mereka... mereka sudah melaksanakan acara ... per...tunangan," ucap Dina terbata sembari menahan air matanya untuk tidak jatuh. Namun, jatuh juga.
Anaya menutup mulutnya terkejut dan tidak percaya. Merasakan bagaimana rasanya menjadi Dina sekarang. Anaya tidak menyangka sahabatnya akan menjalani kehidupan rumah tangga sebegini rumitnya.
" Din?" lirih Anaya dan meraih Dina dalam pelukannya. Kemudian isak tangis dari Dina terdengar memilukan. Mengusap bahu Dina yang bergetar. Berharap memberinya kekuatan meski hanya sia-sia.