Rendra sedang duduk di Cafe. Menunggu janji yang ia buat sendiri. Entah seseorang itu akan memenuhinya. Atau bahkan dia lebih memlilih untuk Rendra datang ke rumahnya.
Masih sepuluh menit berlalu. Waktu yang ia janjikan rupanya belum di tepati sang wanita yang diharapkan Rendra.
Masih sabar ia menanti. Meski dalam hati rasanya ingin memaki karena ternyata apa harapkan tidap di penuhi.
Rendra menarik nafas panjang lalu membuangnya.
" Baiklah, jika dalam sepuluh menit lagi kamu tidak datang, terpaksa aku akan ke rumahmu," gumam Rendra sambil berkali-kali menoleh ke arah pintu masuk.
Rendra mendengus kasar. Lima belas menit berlalu, dan Alea tidak mengindahkan undangannya. Ia menggeram marah. Seharusnya gadis itu bisa sedikit menghargainya. Namun,...
" Maaf, saya terlambat," ucap sebuah suara yang ia tunggu beberapa menit lalu. Rendra menatap gadis di depannya. Lalu tersenyum miring. Merasa lega. Karena ternyata semua yang tadi ia pikirkan hanyalah prasangka buruknya.