Anaya menangis karena tak bisa menghindarinya. Kembali terdengar suara Ardhan juga suara bayi menangis. Anaya yakin itu adalah suara buah hatinya yang sudah lahir ke dunia.
Tapi dimana? Dimana dia? Kenapa Anaya tak bisa menemuinya? Batin Anaya sendiri. Hanya lelehan air mata yang saat ini menghiasi wajahnya.
Anaya senang karena bisa lagi bertemu orang tuanya dulu saat ia masih kecil. Namun, dia juga tidak mau berpisah dengan keluarga yang sudah ia bangun bersama Ardhan.
" Chagi? Semua orang menunggu kamu. Semua orang sayang sama kamu. Dilan juga menunggu kamu. Dia butuh ASI kamu. Bangunlah!"
Terdengar lagi suara Ardhan yang terus menyemangatinya. Lalu dengan suara-suara semua anggota keluarganya juga Pratama dan juga Sabrina. Anaya sangat jelas mendengarnya.
Anaya berlari dan terus berlari. Melewati hamparan luas nan hijau yang tak berpenghuni di sini. Hanya di temani suara-suara yang terus memanggilnya dan menyuruhnya untuk segera bangun.
_____________
Hari ketiga.