POV Author.
Anaya semakin meneteskan air matanya melihat Ardhan pergi meninggalkan dirinya di depan rumah.
Sakit. Itu yang ia rasakan. Selalu saja hanya karena masalah sepele mereka menjadi bertengkar sampai seperti ini.
Apa masalahnya? Hanya karena sambal? Kenapa sama sekali tidak boleh? Tanya Anaya sendiri pada dirinya sendiri.
Anaya masuk ke dalam rumah. Dilihatnya rumah begitu sepi. Tak ada Pratama juga Sabrina yang biasanya terlihat di ruang tv.
" Papa sama Mama mana, Mbak?" tanya Anaya pada asisten rumah tangga di keluarga Pratama.
" Tuan dan Nyonya sedang keluar, Non," jawab asisten rumah tangga. Anaya mengangguk lalu menuju kamarnya dengan cepat. Sekelibat ide muncul dalam pikirannya.
" Aku akan pergi dari sini dulu. Ya. Lebih baik aku pergi dulu dari sini," pikir Anaya sembari memasukkan beberapa baju ke dalam tas nya.