Anaya menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Perasaan bersalah selalu menyergapi hatinya. Menyalahkan diri sendiri, kenapa ia tak bisa berpikir lebih jernih lagi. Kenapa ia tak bisa mengontrol emosinya. Sudah tahu jika Mamanya sedang tak baik-baik saja. Namun dengan sadar dan dengan teganya mengutarakan langsung dari apa yang dirasakan oleh hatinya saat itu.
" Aku udah nyakiti Mama, Chagi. Seharusnya aku tak mengatakan hal-hal seperti itu. Karena sudah pasti akan menyakiti hati Mama. Kenapa aku gak bisa mengontrol diriku?" tangis Anaya dengan menelungkupkan kepalanya di atas bantal.
Ardhan menghela nafas panjang. Dirinya juga berada di posisi serba salah. Ikut merasakan bersalah seperti apa yang dikatakan Anaya. Namun, sisi lain dari dirinya juga mengatakan, apa yang dilakukan Anaya adalah benar. Tak semestinya dirinya dan istrinya itu masih hidup dengan ikut orang tua Anaya.