Keadaan Ditto yang masih belum bisa berbicara, membuat Bara pun jadi ikut tersentuh.
Bara bahkan menahan air matanya agar tidak tercucur. Karena kalau sampai air matanya keluar, akan sangat malu sekali dia.
"Ya, cerita. Kondisi adik lo itu," jawab Bara, "kalau lo cerita, mungkin Ayah gue bisa bantu lo. Lo pastinya mau dong adik lo sembuh, iya kan?" Bara menatap Asih.
Mencari jawaban dari kedua mata Asih yang sekarang juga menatapnya. Tapi mulut Asih bungkam.
Dilihatnya, Asih sedang meraba-raba perkataan yang sudah keluar dari mulut Bara itu.
"Lo pasti belum cerita, kan?" Bara kembali bertanya. Menurut dugaannya begitu.
Asih masih belum mau menjawab.
Dan Bara sedikitnya bisa mengetahui alasan apa yang membuat Asih seperti itu.
"Lo takut Ayah gue gak respon keinginan lo ya?" tanya Bara, menyelidik, mengamati wajah Asih yang sekarang terlihat kian cemas.
Asih masih diam saja. Dia belum membuka mulutnya sama sekali.
