"Huh! Lelahnya." Langit menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang berukuran lumayan besar itu, tetapi tidak sebesar kasurnya yang biasa. Ya, dia kini sudah tidak berada di rumah orang tuanya lagi melainkan rumahnya sendiri.
Rumah hadiah ulang tahunnya yang ke sembilan tahun. Sudah dua tahun berlalu ternyata.
Langit harus bisa menerima kenyataan kalau dirinya sekarang adalah seorang suami. Suami dari gadis yang ia benci.
"Benar-benar sial. Bisa-bisanya aku menikah dengan gadis seperti dia. Gadis kampungan dan udik," gerutunya dalam hati.
Dipandanginya sosok Mentari yang sibuk menata pakaian. Bisa Langit lihat kalau gadis itu tengah berbahagia sangat berbanding terbalik dengan dirinya sekarang.
"Lebih baik aku menyuruhnya untuk tidur di kamar sebelah. Tidak sudi kalau harus tidur dengannya!" Tersenyum miring.
Tak ingin membuang waktu Langit memutuskan untuk menghampiri gadis yang terlihat sibuk itu.
"Hey!"