Erina dan Irene bergegas pergi menuju kelas. Sebelum langkah mereka memasuki ruangan, Erina dihadang dahulu oleh seorang pria berkulit putih dan tinggi tubuh yang tidak berbeda jauh dengan Erina. Dia sengaja berdiri di depan pintu menunggu kedatangan kedua gadis itu, terutama gadis berjuluk Dewi Maut yang sejak tadi telah dinanti.
"Menyingkir kau dari jalanku!" Erina berdengus kesal, salah satu alisnya dinaikkan, serta menghela napas panjang guna menahan emosi yang ingin meledak.
Irene yang berdiri di samping Erina hanya bisa mengelus dada dan menepuk jidat. Sebab dia sangat hafal bagaimana sifat Erina terhadap seorang pria dan tindakan, apa yang Erina lakukan jika ada para pria berani mengganggunya?
Tentu pria itu tidak takut dengan perkataan Erina yang terkesan hanya menggertak saja. Pria berkulit putih itu merenggangkan kedua tangannya, tersenyum tipis seolah memandang rendah Erina.