Niken terbangun dari tidurnya dan mulai membuka matanya.
Di sana ia bangkit dari tidurnya, hal pertama yang ia lihat dan ia rasakan adalah kekosongan, hampa dan juga sunyi, tidak ada siapapun dan tidak ada suara apapun di rumah itu.
Tiba-tiba air mata Niken menetes dengan sendirinya. Ia mengingat apa yang telah terjadi dengan keluarganya.
Ingin rasanya ia menjerit di saat ini, rasa ini sungguh menyiksa, kenangan bersama sang keluarga dan juga orang tersayang selalu terlintas di pikiran dan hati Niken.
Ia tak menyangka jika keluarganya akan menjadi seperti ini, seandainya ia tak melakukan penjualan waktu itu, sudah pasti saat ini ia sudah berkumpul bersama adik dan juga sang ibu tiri.
"Hiks maafkan aku Bi, aku telah membuat keluarga kita menjadi seperti ini, maafkan aku!" Niken memeluk tubuhnya dengan erat.
Setelah berhasil menghentikan tangisan yang pilu itu, akhirnya Niken mulai menurunkan kakinya dari tas tempat tidur dan juga mulai bangkit dari sana.