Chereads / Mr, posesif / Chapter 17 - Bella

Chapter 17 - Bella

Para wanita milik Kenzo semuanya serentak naik ke atas panggung, bahkan mereka tersenyum nakal saat menatap Kenzo.

Kenzo yang melihat pemandangan itu, hanya tersenyum tipis.

"Selamat ya sayang, akhirnya kamu menikah juga, duh sayang banget ya kamu gak nikah sama aku, padahal kan kamu itu sangat perkasa, itu yang membuat aku tergila-gila sama kamu, Tuan Kenzo!" ujar serli si gadis centil.

Niken menatap serli dengan tatap tajam.

bisa bisanya ia bilang seperti itu di saat seperti ini, sungguh memalukan.

sedangkan Kenzo, ia malah tersenyum dan merangkul pinggang gadis tersebut.

dan lagi-lagi mata Niken membulat sempurna

"Astaga, gak tau malu banget sih, lagi kaya gini juga masih aja gatel!" bisik Niken yang tentunya masih terdengar oleh Kenzo dan yang lain.

"Em, maaf ya mbak, bukan nya kami bermaksud untuk gak sopan ya, tapi sebelum Tuan Kenzo mengenal Anda dan menikahi anda, Dia lebih dulu sudah bersama kami, jadi kami harap anda bisa membiasakan diri ya, heheh!" ujar serli.

Niken yang malas dengan apa yang ia lihat pun langsung memutuskan untuk turun dari sana.

tapi, saat kakinya baru saja melangkah, Ia malah di tahan oleh Kenzo. Niken menatap Kenzo dengan tatapan datar.

"Ada apa?" ujar Niken.

"Kamu mau kemana, kenapa kamu akan turun?" ujar Kenzo menatap Niken dengan tatapan tajam.

"Aku muak, aku ingin pergi dari sini!" ujar Niken dengan menghempaskan tangan Kenzo dan itu membuat Kenzo sedikit mengeraskan rahangnya.

Saat Kenzo akan menarik tangan Niken dengan sangat kuat.

Bella menghampiri Kenzo dan mengecup pipinya di depan semua orang.

mata Niken kembali membulat dengan sempurna.

"Bella, jangan seperti ini, ini gak baik!" ujar serli menarik tangan Bella.

"Apa sih, Tuan Kenzo aja tidak apa-apa, kenapa kamu yang repot?" Bella malah menempelkan tubuhnya di tangan Kenzo.

Kenzo hanya bisa menahan senyumannya.

Niken semakin muak dengan apa yang di lihat olehnya.

Dengan satu hentakan, Niken melepaskan cengkraman tangan Kenzo.

dengan wajah yang sudah terlihat Jijik dengan apa yang ia lihat, Niken langsung berjalan meninggalkan pesta yang ada.

Bahkan, semua para tamu undangan terheran-heran, Kenapa bisa sampai mempelai wanita meninggalkan altar.

"Tuan, itu wanita yang kamu pilih sebagai istrimu, Sopan santun saja dia tak punya, coba lihat lah, Ia malah pergi meninggalkan dirimu di sini!" Bella mencoba memanas Manasi situasi yang ada.

Kenzo menguatkan genggaman tangannya dan mengeraskan rahangnya

sedangkan Niken, Ia berjalan ke arah taman belakang rumah mewah itu.

Saat Niken akan menuju taman cantik itu, tiba-tiba pundaknya ada yang menyentuh, dan itu membuat Niken sontak membalikan tubuhnya.

"Riko, kamu masih di sini, kenapa belum pulang?" ujar Niken sambil memaksakan senyumannya.

"Aku belum pulang, Kamu kenapa ada di sini, bukanya seharusnya kamu ada di atas sana?" ujar Riko sengaja bertanya, padahal ia tau apa yang terjadi sebenarnya.

"Ah, itu tadi aku hanya ingin mencari udara segar saja, dan memutuskan untuk berjalan kesini. Kamu sendiri, kenapa ada di sini?" Niken menatap Riko dengan tatapan bertanya.

"Aku juga, lagi cari udara segar, di dalam begitu gerah dan juga pengap, aku gak sanggup!" Riko tersenyum

"Em, Kemarin, maaf ya, atas apa yang di lakukan Kenzo kepada kamu!" Niken menundukan wajahnya.

"Ah, masalah kemarin, biarlah. aku tak terlalu memikirkannya, yang aku pikirkan adalah dirimu, lihat lah. setiap kulit mulus mu itu tersimpan luka lebam yang cukup banyak," Riko tersenyum pedih melihat pemandangan itu.

Niken gelagapan dengan apa yang ia dengar, Bagaimana bisa Riko tau kalo dia selalu di siksa oleh Kenzo.

Niken menatap Riko dengan tatapan sendu dan juga ketidak berdayaan. dan itu tertangkap oleh mata Riko.

Saat Niken akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba tangannya di tarik dari samping.

semua orang yang ada di sana, langsung memandang ke arah orang tersebut.

"Tuan Kenzo, kenapa terlihat begitu marah?" ujar Riko sengaja memancing Kenzo.

Kenzo menggenggam tangan Niken dengan sangat kencang, dan itu terlihat jelas oleh Riko.

"Kenapa tuan muda Riko, apakah saya mengganggu waktu anda dengan mempelai wanita saya?" Kenzo menatap Riko dengan tatapan tajam dan datar sedangkan Niken, Ia hanya bisa menunduk pasrah.

"Ah, Tuan Kenzo, kami tadi tidak sengaja bertemu di sini, karena di dalam itu terlalu panas dan pengap, bukan begitu nona Niken?" Riko tersenyum lembut ke arah Niken. Tapi, sayangnya Niken hanya menundukan wajahnya saja.

Kenzo benci dengan tatapan dan senyuman yang di berikan oleh Riko kepada Niken.

"Oh, begitu, kalo seperti itu, Saya permisi untuk membawa istri saya untuk masuk kedalam!" Kenzo langsung menarik tangan Niken.

Niken yang tak berdaya pun hanya bisa mengikuti langkah Kenzo.

Riko tersenyum miris, melihat pemandangan itu.

"Sayang sekali, aku terlambat, menemukan mu!" Riko berjalan dan pergi dari rumah besar itu

sedangkan di dalam rumah.

sedari tadi Bella terus saja mencari keberadaan Kenzo, ia tak mau jika Kenzo sampai berpaling darinya. Ya walupun sedari awal, ia hanyalah wanita penggoda.

Tapi, Bella mempunyai rasa obsesi yang tinggi.

Saat Kenzo menarik Niken dengan sedikit paksaan.

mata elang Bella langsung menangkapnya.

ia langsung menghampiri Kenzo.

"loh, udah balik lagi, yah padahal kan aku pengen berduaan sama kamu?" ujar Bella sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Kenzo kepada Niken

"Bella, saat ini jangan ganggu aku, lebih baik kamu pulang saja, lagian semua para tamu undangan perlahan akan pulang, nanti besok kita akan bertemu kembali!" ujar Kenzo seraya meninggalkan Bella.

Bella menghentakan kakinya dan mengepalkan tangannya.

pasalnya ia tak terima jika dirinya di tinggalkan begitu saja.

Dari arah meja makanan, Serli berjalan dengan senyuman yang penuh dengan ejekan.

"Kenapa, di tolak ya, duh Bella, seharusnya kamu sadar kalo kamu itu cuman wanita pemuas nafsu Tuan, bukan wanita pujaannya, ngerti gak sayang?" serli berbisik dengan nada mengejek.

Bella menatap Serli dengan tatapan bengis.

"Diam, yang jelas dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersamaku, bukan bersamamu, ya lihat saja nanti, aku akan pastikan jika tuan Kenzo akan memilih ku daripada istrinya!" Bella tersenyum jahat

"Ais, terserah kamu saja lah Bella, yang jelas di sini kamu sudah kalah sayang!" Serli langsung meninggalkan Bella.

sekali lagi Bella menghentakan kakinya karena merasa geram.

"Ah, tak bisa aku biarkan, aku akan rebut tuan Kenzo, aku tak rela jika ia nantinya lebih mementingkan istrinya daripada diriku!" Bella mengepalkan tangannya.

Tubuh Niken di hempasan di atas tempat tidur.

Niken menatap Kenzo dengan tatapan memohon.

Niken sudah tau apa yang akan terjadi kepadanya setelah ini.

dan benar saja. Kenzo menarik rambut Niken yang sudah di tata sekian rapihnya.