Jeremy naik ke atas motor lalu dengan mudah ia menjangkau tepian tembok lalu berayun untuk naik, kakinya bisa menapak lalu naik berjalan di atas tembok kedua tangannya adalah penyeimbang tubuh terus berjalan menuju kelas yang tadi ditunjukan gadis itu. Sampai pada jendela dengan tepian yang hanya bisa dipijak satu kaki saja, jadilah ia harus menyamping, lalu mengetuk kacanya.
Elis masih dengan not piano, musik membawa ia nyaman ini lah satu-satunya hal yang bisa membuat tersenyum.
Bunyi ketukan di kaca ia pikir adalah burung yang biasanya bertengger di sana, lama kelamaan suara itu makin keras. Elis terganggu lalu ia melihat sumber suara.
Astaga…