Puk!
Sebuah tepukan di bahunya sukses membuat jantung Yona melompat keluar dari rongga dadanya.
"Kau bisa membuatkan kopi yang rasnya lain." Goda Javier. Yona memejamkan matanya menahan umpatan kekesalan.
"Rasa apa yang anda inginkan, Tuan? Pedas dan asin?" Mata Yona saat ini membulat sedangkan Javier ingin sekali tertawa.
Yona menunggu Yessi di depan ruang rapat dengan cemas. Ia meminta agar Yessilah yang mengantarkan kopi untuk Javier di dalam. Tenang aja, rasanya tetap kopi, hanya saja. Yona ingin sekali menambahkan sianida.
"Yes, tolong aku, berikan kopi ini pada Tuan Javier." Ucap Yona sambil mendorong nampan dengan segelas kopi di atasnya pada Yesi.
Yessi menerima nampan itu dengan alis berkerut. "Kenapa tidak kau saja?"
"Aku ada pekerjaan lain. Kau tau kan tidak hanya satu ruangan rapat disini."
Yessi memicingkan matanya menatap Yona yang panik. "Aku merasa kau menyembunyikan sesuatu?"