Biyana mengamati dengan melipat tangan di dada, dari ujung kakinya sampai paras rupawannya. Tidak ada celah. 'Sempurna'
"Kau, jelek!" Kata Biyan sambil bibirnya mengerucut tidak suka dengan kesempurnaan yang Rex miliki, ia yakin begitu banyak kucing liar di luar sana yang siap menerkam kekasihnya ini.
Rex tertawa kecil, "jelek." ulangnya. lantas membingkai wajah Biyan mengecup bibirnya berulang kali. "Sejelek apa sampai kau terus saja menempel padaku?"
Biyan balas tertawa, wajahnya masih menengadah ditahan Rex.
"Orang jelek ini yang baunya tidak bisa kau lupakan, haa!?"
"Isstt... Percaya dirimu terlalu tinggi Mr. Mackenzie." Rajuk Biyan bibirnya mengerucut dengan pandangan menyipit.
"Aku harus berangkat ada meeting pagi ini."
Biyan mengangguk.
"Aku melihatmu dari balkon."