Rex terus berjalan perlahan tapi tetap dalam keadaan siap menembak, dari balik tong Biyan keluar dengan kayu balok mengacung siap memukul dengan teriakan.
Rex mundur. "Watss… Baby." Rex langsung membuka topengnya. Biyan mendengar suara Rex lalu langsung melempar balok kayunya.
"Rex," ia memeluk lantas menangis. "Maaf aa-aku kira kau salah satu dari mereka.
Keduanya saling memeluk erat.
"Tidak apa-apa, tenanglah. Kita belum selesai, dengarkan aku! kau harus tetap di sampingku apapun yang terjadi, aku akan melindungimu mengerti!" Biyan mengangguk. "Jangan pedulikan apapun yang ada di luar!"
Biyan kembali megangguk menatap, melihat Rex lekat, baru saja ia berpikir wajah Rex pucat, lalu Rex seperti melemah dalam rangkulannya.
"Rex, Rexford, kau?"
Biyan tidak sanggup menopang tubuh Rex jadi ia menyandarkan, keduanya sama-sama menyandar dengan duduk.