Rex menumpu tangannya di samping kanan kiri Biyan mengurung wanita itu. Bagaimana caranya ia tidak terpancing melihat kekasihnya malu-malu tapi mau Rex menarik selimut yang membelit Biyan dari depan.
"Lepaskan! Kau seperti orang demam dengan pipi memerah."
Rex sudah melepaskan selimut yang sedari tadi membelit Biyan membiarkan jatuh ke lantai. "Jadi. Apa yang kau inginkan, Baby? Katakan!"
Biyan kembali menunduk, Rex menarik dagu runcingnya sampai menengadah melihat maniknya. "Kalau kau diam aku anggap itu jawaban, iya. Aku boleh menginginkanmu lagi." Rex kembali memangut bibirnya penuh hasrat semakin merapatkan badan keduanya. Biyan memeluk tengkuk Rex, kegiatan keduanya terhenti mendengar suara air mengalir sama-sama melihat ke arah bathup air meluap dari sana, busa semakin meninggi.
"Penuh." Kata Rex. Ia mengangkat Biyan menempelkan pada perut kotak-kotaknya membiarkan otot kulitnya bersentuhan langsung dengan area sensitif gadisnya.