Dua hari berikutnya, wajah Biyan sudah sedikit lebih baik bahkan nyaris memudah.
Untuk sebagian orang mungkin mengherankan di usia Biyan sekarang ia baru pertama kali berkencan, tapi itu kenyataan. Biyan pun kadang takut Rex akan kecewa karena belum berpengalaman.
Di cermin kamar berukuran sedang Biyan melihat dirinya sendiri dengan warna merah di pipi mengingat setiap sentuhan Rex di bibirnya, malah sekilas bila ia memejamkan mata. Bibir Rex masih terasa di bibirnya.
Biyan tersenyum dan pagi ini seperti biasa ia bangun terlalu pagi hanya untuk melihat kekasihnya rasa rindu enggan berpaling walau hanya satu malam, kalau saja ia bisa memilih.
Deringan ponsel Biyan, membuyarkan hayalannya dengan handuk yang masih melingkar dada Biyan dan rambut terurai basah ia mengangkat panggilan Rex.