Rex meresapi setiap detail yang terpampang nyata di depannya, seolah tak sanggup untuk mencerna akal sehat yang sebentar lagi akan hilang. Rambut hitam bergelombang tergerai indah di satu bahu, kulit putih bercahaya, lengan ramping tak tertutupi oleh gaun.
Gaun hitam berbahan lame mengilat yang terjuntai hingga mata kaki, seakan memperlihatkan aura glamor wanita kaya pada diri Biyan. Biyan terlihar bagaikan dewi surga yang terjatuh dari atas langit, dengan kecantikan alami yang tak dibuat-buat.
"Apakah.. Apakah aku harus menggunakan gaun ini?" Biyan bertanya dengan gugup, lipstik merah muda yang menutupi bibirnya membuat Rex meneguk ludahnya kasar.
Meskipun Rex biasa melihat gadis itu dari jarak dekat, namun tetap saja, saat ia memandang Biyan, ia merasa tak mengingat namanya sendiri. Tangannya terkepal erat, hingga Rex mendengar suara mengerat dari tulangnya. Ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan diri.