"Baby, kau tahukan tujuan seseorang untuk menikah adalah anak. Jika tidak melakukan itu, dari aman Anka kita akan lahir?" Rex semakin salah tingkah melihat pipi Biyan memerah.
Rex tersenyum, mengeluarkan aura malaikat yang tidak bisa Biyan bendung. "Aku mencintaimu, aku tidak akan menyakiti. Aku juga tidak akan memaksa, menunggu sampai kau siap." jawabnya.
DEG!
Biyan merasa jantungnya berhenti selama satu detik. Rex membawa Biyan di antara kedua paha yang mengurungnya.
Mereka terlihat sangat... intim.
Rex juga memberikan kecupan-kecupan ringan di wajah Biyan, agar gadis itu percaya padanya. Rasanya tidak akan sesakit itu jika sama-sama dinikmati.
"Rex!" Biyan menghentikan aksi pria matang nan dewasa di depannya ini dengan cara menahan kepala Rex supaya diam. Namun hal itu membuat mereka jadi saling berpandangan satu sama lain. Baik Biyan maupun Rex, sama-sama merasakan sesuatu yang aneh sedang menjalar di urat nadi mereka.
