Kau harus tau, jika kita akan menikah saat usiamu genap dua puluh tahun. Tapi saat melihatmu sekarang, aku tidak bisa menahan diri." Rex terus saja mengusap pucuk kepala Biyan dengan lembut.
Menikah? Oh astaga, kepala Biyan mulai pusing. Memikirkan satu kata itu saja membuat matanya berkunang-kunang.
Pernikahan, mungkin saja membuat Biyan bahagia, tapi jika pria yang akan menjadi calon suaminya nanti adalah Rex, Biyan tidak yakin. Tindakan Rex yang menciumnya penuh nafsu tadi membuatnya takut.
Tanpa menjauhkan jarak, Rex mengangkat wajah Biyan untuk menghadap padanya.
Mata gadis itu pun langsung menatap ke arah lain demi tidak berpandangan dengan Rex. Sisa-sisa Rex bisa melihat keterkejutannya. Biyan lagi-lagi tersentak saat Rex mengusap pipinya yang masih basah.
Pria itu melakukannya dengan senyuman kecil di wajahnya yang liar. Meskipun Biyan tidak melihat, namun ia tahu kalau Rex terus menatapnya penuh minat. "Oh, maafkan aku baby, aku tidak bisa menahannya.