Javier memberi lirik pada Rex agar menjauh dari Biyan. Rex mengikuti keluar dari ruangannya.
Javier menyerahkan rekaman itu. "Apa ini?" tanya Rex menerima kamera itu.
"Aku harap kau bisa tenang dulu setelah melihatnya, jangan menggunakan emosi. Pikirkan dengan pelan-pelan."
Posisi Rex yang tadinya bersandar santai pada dinding berubah berdiri tegak. Jika Javier sudah serius seperti itu, berarti masalah yang akan disampaikan sangat serius. Rex perlahan menghidupkan kamera itu.
Rex menghabiskan waktunya untuk mencari bukti semua orang terdekat ayahnya, meski selalu menemui jalan buntu, bahkan ketika sudah terlihat jalan seketika akan terputus lagi.
"Veederica juga sudah tahu bukti itu. Aku melihat orangnya kembali datang."
Rex mengepalkan tangan lantas meninju dinding mendengar penuturan Javier. Jadi selama ini ayahnya dibohongi.
"Aku harus menembak kepalanya!" napas Rex memburu matanya tajam melihat Javier.